RESENSI BUKU
DIDIN ALI TAKYUDIN (09410094)
I.
IDENTITAS BUKU
Judul Buku
|
: Pandangan Islam tentang Kesenian
|
Penulis
|
: Drs. Sidi Gazalba
|
Penerbit
|
:N.V Bulan Bintang
|
II.
ISI BUKU
Secara sederhana seni diartikan sebagai usaha untuk menciptakan
bentuk-bentuk yang menyenangkan dan memuaskan penghayatan keindahan. Lalu
bagaimana pandangan Islam tentang
kesenian? Pertanyaan tersebut memertlukan penjelasan yang tidak gampang
untuk dijawabnya. Beberapa yang menjadi sebab antara lain adalah:
a.
Selama
ini kajian Islam hanya sebagai agama atau reliji saja. Sedikit sekali yang
mengkajinya sebagai sosio budaya, sehingga soal-soal kesenian tidak timbul
dalam kajian.
b.
Dalam
pandangan umum masyarakat tidak terfikirkan atau dianggap tidak ada pertalian
antara seni dan Islam, perbincangan seni dan kaitannya dengan Islam dianggap
janggal.
Hal diatas seolah-olah terpisah satu sama lain, padahal pada
dasarnya islampun mencintai keindahan begitu juga dengan Allah. Pada asasnya
ajaran islam terdiri dari suruhan dan larangan, yang disuruh itu baik dan yang
dilarang itu buruk atau tidak baik. Tindakan baik mendapat pahala dan tindakan
buruk mendapat dosa. Pahala diganjar dengan syurga dan dosa diganjar dengan neraka.
Yang baik adalah nilai fositif, seperti juga yang indah merupakan nilai
fositif.
Diatas telah diterangkan ada kesamaan antara kedua istilah
tersebut. Yang bagus itu baik, yang baik itu bagus. Dengan analisis tersebut
ditemukan antara agama, etika dan estetika. Ketiganya berhubungan mesra,
membentuk segi tiga sebagai berikut:
Seni dilahirkan oleh agama, dan etika tidak lain merumuskan ajaran
agama tentang yang baik dan yang buruk. Bukan saja terjalin antara agama dengan
seni dan etika, tapi dengan penyamaan nilai antara yang bagus dengan yang baik
dan terjalin pula antara seni dan atika yaitu mengatur lewat serangkaian norma
kedalam cara mengapresiasikan seni yang sumber otoritasnya terdapat pada ajaran
Islam.
Konsep hablum minnallah
wa hablum minannas juga terdapat pada konsepsi budaya. Tata hubungan manusia
memebentuk ibadah dalam pengertian khusus, sementara hubungan manusia dengan
manusia disebut sebagai muamalah yang disebut sosial, pergaulan hidup yang
membentuk masyarakat dan membentuk kebudayaan.
Ilmu antropologi memasukan agama sebagai cultur universal. Lalu
apakah agama masuk kedalam kebudayaan atau tidak? Apabila pertanyaan ini
dihadapkan kepada Islam, ia memberi jawaban dialetik, yaitu: ya dan tidak. Ya,
kalau agama budaya, dan tidak, kalau agama itu agama langit.
Ada dua jenis agama, yang disebut dalam kepustakaan Barat dengan Natur
Religion dan Reveld Religion, Yang kita salin adalah agama budaya
dan agama langit. Agama budaya ialah agama yang lahir dalam kebudayaan, tumbuh
dibumi dan dibentuk oleh filsafat. Kebudayaan dibentuk oleh aqal dan filsafat
adalah hasil dari pikiran aqal. Agama langit adalah agama yang diturunkan dari
langin dalam bentuk wahyu. Wahyu itu adalah Naql dan daatang dari tuhan.
Dalam buku dikatakan bahwa dikarnakan agama islam bukan agama
budaya melainkan agama langit, maka tidak mungkin ia menjadi bagian dari
kebudayaan. Agama islam dan kebudayaan Islam, yang membentuk din islam memang
dapat dibedakan, tapi dapat dipisahkan. Skemanya sebagai berikut:
Agama
dan kebudayaan memang dapat dibedakan dalam diin, tapi keduanya membentuk
intergrasi kebulatan yang saling melengkapi. Telah dinyatakan diatas betapa
pantulan agama itu menyatakan diri pada kebudayaan. Seperti halnya dalam ilumu
Fiqih terdapat konsep Nikah, rujuk, talaq. Hal ini juga mempunyai dampak pada
budaya dan sosial. Semisal, sepasang laki-perempuan yang belum menikah
kepadapat berduaan di jalan, maka secara sosial mereka di cap kurang baik, tapi
jika kelak mereka sudah menikah maka hal itu akan wajar-wajar saja dan tidak
berdampak pada tanggapan masyarakat.
Oleh karena itu diseimpulkan bahwa seni membawa islam kepada agama
yang lebih indah dan sempurna dan agama membawa seni kepada entetika yang ter
arah. Agama masuk kepada budaya tidak dalam ruang yang kosong, jadi agama
datang untuk menganalisis, menapsirkan, mrnyelaraskan dan menemukan kebudayaan
yang baru dan bisa diterima oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar