Rabu, 28 Maret 2012

Pandangan Islam tentang Kesenian


RESENSI BUKU
DIDIN ALI TAKYUDIN (09410094)
I.                   IDENTITAS BUKU
Judul Buku
: Pandangan Islam tentang Kesenian
Penulis
: Drs. Sidi Gazalba
Penerbit
:N.V Bulan Bintang

II.                ISI BUKU
Secara sederhana seni diartikan sebagai usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan dan memuaskan penghayatan keindahan. Lalu bagaimana pandangan Islam tentang  kesenian? Pertanyaan tersebut memertlukan penjelasan yang tidak gampang untuk dijawabnya. Beberapa yang menjadi sebab antara lain adalah:
a.       Selama ini kajian Islam hanya sebagai agama atau reliji saja. Sedikit sekali yang mengkajinya sebagai sosio budaya, sehingga soal-soal kesenian tidak timbul dalam kajian.
b.      Dalam pandangan umum masyarakat tidak terfikirkan atau dianggap tidak ada pertalian antara seni dan Islam, perbincangan seni dan kaitannya dengan Islam dianggap janggal.
Hal diatas seolah-olah terpisah satu sama lain, padahal pada dasarnya islampun mencintai keindahan begitu juga dengan Allah. Pada asasnya ajaran islam terdiri dari suruhan dan larangan, yang disuruh itu baik dan yang dilarang itu buruk atau tidak baik. Tindakan baik mendapat pahala dan tindakan buruk mendapat dosa. Pahala diganjar dengan syurga dan dosa diganjar dengan neraka. Yang baik adalah nilai fositif, seperti juga yang indah merupakan nilai fositif.
Diatas telah diterangkan ada kesamaan antara kedua istilah tersebut. Yang bagus itu baik, yang baik itu bagus. Dengan analisis tersebut ditemukan antara agama, etika dan estetika. Ketiganya berhubungan mesra, membentuk segi tiga sebagai berikut:

Seni dilahirkan oleh agama, dan etika tidak lain merumuskan ajaran agama tentang yang baik dan yang buruk. Bukan saja terjalin antara agama dengan seni dan etika, tapi dengan penyamaan nilai antara yang bagus dengan yang baik dan terjalin pula antara seni dan atika yaitu mengatur lewat serangkaian norma kedalam cara mengapresiasikan seni yang sumber otoritasnya terdapat pada ajaran Islam.
      Konsep hablum minnallah wa hablum minannas juga terdapat pada konsepsi budaya. Tata hubungan manusia memebentuk ibadah dalam pengertian khusus, sementara hubungan manusia dengan manusia disebut sebagai muamalah yang disebut sosial, pergaulan hidup yang membentuk masyarakat dan membentuk kebudayaan.
Ilmu antropologi memasukan agama sebagai cultur universal. Lalu apakah agama masuk kedalam kebudayaan atau tidak? Apabila pertanyaan ini dihadapkan kepada Islam, ia memberi jawaban dialetik, yaitu: ya dan tidak. Ya, kalau agama budaya, dan tidak, kalau agama itu agama langit.
Ada dua jenis agama, yang disebut dalam kepustakaan Barat dengan Natur Religion dan Reveld Religion, Yang kita salin adalah agama budaya dan agama langit. Agama budaya ialah agama yang lahir dalam kebudayaan, tumbuh dibumi dan dibentuk oleh filsafat. Kebudayaan dibentuk oleh aqal dan filsafat adalah hasil dari pikiran aqal. Agama langit adalah agama yang diturunkan dari langin dalam bentuk wahyu. Wahyu itu adalah Naql dan daatang dari tuhan.
Dalam buku dikatakan bahwa dikarnakan agama islam bukan agama budaya melainkan agama langit, maka tidak mungkin ia menjadi bagian dari kebudayaan. Agama islam dan kebudayaan Islam, yang membentuk din islam memang dapat dibedakan, tapi dapat dipisahkan. Skemanya sebagai berikut:

Agama dan kebudayaan memang dapat dibedakan dalam diin, tapi keduanya membentuk intergrasi kebulatan yang saling melengkapi. Telah dinyatakan diatas betapa pantulan agama itu menyatakan diri pada kebudayaan. Seperti halnya dalam ilumu Fiqih terdapat konsep Nikah, rujuk, talaq. Hal ini juga mempunyai dampak pada budaya dan sosial. Semisal, sepasang laki-perempuan yang belum menikah kepadapat berduaan di jalan, maka secara sosial mereka di cap kurang baik, tapi jika kelak mereka sudah menikah maka hal itu akan wajar-wajar saja dan tidak berdampak pada tanggapan masyarakat.
Oleh karena itu diseimpulkan bahwa seni membawa islam kepada agama yang lebih indah dan sempurna dan agama membawa seni kepada entetika yang ter arah. Agama masuk kepada budaya tidak dalam ruang yang kosong, jadi agama datang untuk menganalisis, menapsirkan, mrnyelaraskan dan menemukan kebudayaan yang baru dan bisa diterima oleh masyarakat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar