Ulfi
Maslakhah
09410291
A. IDENTITAS BUKU
Judul
Buku : Paradigma
Kebudayaan Islam (Studi Kritis dan Refleksi Historis)
Pengarang : Dr. Faisal Ismail,
MA
Penerbit : Titian Ilahi
Press
Tahun dan kota terbit : 1996, Yogyakarta
Cetakan : I (Pertama)
A. ISI BUKU
Buku ini dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian
pertama, mencoba menyoroti secara umum sosok dan situasi pendidikan dan
kebudayaan Islam di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan memaparkan suatu
analisis terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan
yang dihadapi umat Islam. Penyair dan dramawan WS. Rendra mengemukakan suatu
tesis bahwa salah satu krisis yang cukup memprihatinkan yang terjadi di
kalangan umat Islam Indonesia adalah bahwa “mereka kurang bersahabat dengan
ilmu pengetahuan”. Akibat logis dari keadaan ini tak pelak lagi akan bermuara
pada kenyataan, bahwa prosentase intelektual muslim di Indonesia tak sebanding
dengan jumlah umat Islam. Situasi yang demikian ini memerlukan pemecahan. Salah
satu cara yang penting dilakukan adalah melakukan kajian ulang terhadap
strategi kebudayaan, mengkaji ulang sistem pendidikan (tatanan dan proses
belajar mengajar) secara menyeluruh dan komprehensif. Dimulai sejak dari
pendidikan tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Bagian pertama ini
diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis-tesis kebudayaan yang diajukan
Sidi Gazalba.
Bagian kedua, membahas
perihal subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya. Apa pula akibat
yang akan terjadi jika hal itu dilakukan. Pembahasan ini dilengkapi dengan
sebuah “diskusi” tentang bagaiman seharusnya seniman Muslim memandang,
menghayati, mendekati dan “menafsirkan” Tuhan. Dapatkah Tuhan, Malaikat, Nabi
diimajinasikan atau dipersonifikasikan menurut daya khayal penggambaran sang
seniman? Dapatkah seorang seniman muslim memiliki cara dan menafsirkan sendiri
mengenai Tuhan dengan semaunya sendiri? Pada bagian ini merupakan hasil
refleksi kembali “pengalaman” sang penulis bergaul dengan seorang seniman.
Bagian ketiga, mendiskusikan
tentang Islam dalam kaitannya dengan moralitas dan modernitas. Bagaimana posisi
Islam berhadapan dengan pergeseran nilai-nilai moral yang terjadi di dunia
Barat, yang mana pengaruhnya dirasakan juga disekitar kita? Penulis berpendapat
bahwasanya doktrin Islam tentang moral tidak memerlukan redefinisi dalam
menghadapi arus “moralitas baru” yang terjadi di Barat dewasa ini. Topic lain
yang dikaji dalam bagian ini adalah bagaimana pendirian kaum Muslimin dan
wawasan Islam berhadapan dengan isu-isu sentral yang bertalian dengan
modernisasi.
Bagian keempat, yang mana
merupakan bagian terakhir dari buku ini diawali dengan sketsa sejarah
kebangkitan kebudayaan Islam (abad 8 hingga 13 M). Setelah menikmati masa-masa
keemasan dan kejayaannya selama kurang lebih lima abad, umat Islam Arab dan
kebudayaannya runtuh. Estafeta kepeloporan di bidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan beralih ke tangan Barat. Di bawah judul “Islam dan Situasi Global
Dewasa Ini” dan “Masa Depan Kebudayaan Islam”, penulis mencoba melakukan
analisis dan refleksi historis, bahwa Islam
dan umatnya cukup memiliki peluang untuk melakukan gerakan revivalisme
dan reformisme, mencipta-segarkan karya-karya kebudayaan sebgai
basis spiritual dan cultural untuk menopang proses akseleraasi terjadinya
kebangkitan kembali Islam dan umatnya.
B. ANALISIS
Kelebihan
buku
1. Memberikan
wawasan dan wacana bagi pembaca berkaitan dengan potret kebudayaan Islam di
Indonesia.
2. Memberikan
wacana mengenai strategi kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam.
3. Memberikan
penjelasan kepada pembaca berkenaan dengan keberimanan dan kebersenimanan.
4. Memberikan
pemahaman lebih jelas tentang Islam, moralitas dan modernitas.
Kekurangan Buku
Tidak tepat rasanya bila buku ini dikatakan memiliki
kekurangan. Alangkah baiknya bila cukup dikatakan ‘memerlukan penyempurnaan’.
Pada dasarnya buku ini sangatlah bagus karena sangat kritis membahas mengenai
kemerosotan umat Islam, dan juga memberikan gambaran mengenai strategi
kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam dan masih banyak lagi. Akan tetapi
buku ini akan jauh lebih baik bila dikemas dengan lay out yang menarik sehingga tidak membuat pembaca pada umumnya,
merasa memeng (Jawa; takut, ngeri)
ketika menghadapi buku ini. Bagi orang yang minat bacanya kurang, apabila ingin
membaca buku ini kesan pertama akan malas, hal ini dikarenakan penulisannya
yang padat dan kurang menarik minat pembaca.
Kesan
Waaaw,
how wonderful the book..!!! Demikian
kiranya ungkapan yang tepat untuk mengapresiasi buku ini. Kompleks, kritis,
aplikatif dan lengkap. Hanya saja, njlimet
(Jawa : rumit, ribet,detail) sekali..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar