Kamis, 29 Maret 2012

Paradigma Kebudayaan Islam (Studi Kritis dan Refleksi Historis)


Ulfi Maslakhah
09410291

A.    IDENTITAS BUKU

Judul Buku                         : Paradigma Kebudayaan Islam (Studi Kritis dan Refleksi Historis)
Pengarang                           : Dr. Faisal Ismail, MA
Penerbit                              : Titian Ilahi Press
Tahun dan kota terbit         : 1996, Yogyakarta
Cetakan                              : I (Pertama)

A.    ISI BUKU
Buku ini dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian pertama, mencoba menyoroti secara umum sosok dan situasi pendidikan dan kebudayaan Islam di Indonesia. Bagian ini menyajikan dan memaparkan suatu analisis terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dihadapi umat Islam. Penyair dan dramawan WS. Rendra mengemukakan suatu tesis bahwa salah satu krisis yang cukup memprihatinkan yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia adalah bahwa “mereka kurang bersahabat dengan ilmu pengetahuan”. Akibat logis dari keadaan ini tak pelak lagi akan bermuara pada kenyataan, bahwa prosentase intelektual muslim di Indonesia tak sebanding dengan jumlah umat Islam. Situasi yang demikian ini memerlukan pemecahan. Salah satu cara yang penting dilakukan adalah melakukan kajian ulang terhadap strategi kebudayaan, mengkaji ulang sistem pendidikan (tatanan dan proses belajar mengajar) secara menyeluruh dan komprehensif. Dimulai sejak dari pendidikan tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Bagian pertama ini diakhiri dengan sebuah studi kritis terhadap tesis-tesis kebudayaan yang diajukan Sidi Gazalba.
            Bagian kedua, membahas perihal subordinasi agama terhadap kesenian atau sebaliknya. Apa pula akibat yang akan terjadi jika hal itu dilakukan. Pembahasan ini dilengkapi dengan sebuah “diskusi” tentang bagaiman seharusnya seniman Muslim memandang, menghayati, mendekati dan “menafsirkan” Tuhan. Dapatkah Tuhan, Malaikat, Nabi diimajinasikan atau dipersonifikasikan menurut daya khayal penggambaran sang seniman? Dapatkah seorang seniman muslim memiliki cara dan menafsirkan sendiri mengenai Tuhan dengan semaunya sendiri? Pada bagian ini merupakan hasil refleksi kembali “pengalaman” sang penulis bergaul dengan seorang seniman.
Bagian ketiga, mendiskusikan tentang Islam dalam kaitannya dengan moralitas dan modernitas. Bagaimana posisi Islam berhadapan dengan pergeseran nilai-nilai moral yang terjadi di dunia Barat, yang mana pengaruhnya dirasakan juga disekitar kita? Penulis berpendapat bahwasanya doktrin Islam tentang moral tidak memerlukan redefinisi dalam menghadapi arus “moralitas baru” yang terjadi di Barat dewasa ini. Topic lain yang dikaji dalam bagian ini adalah bagaimana pendirian kaum Muslimin dan wawasan Islam berhadapan dengan isu-isu sentral yang bertalian dengan modernisasi.
Bagian keempat, yang mana merupakan bagian terakhir dari buku ini diawali dengan sketsa sejarah kebangkitan kebudayaan Islam (abad 8 hingga 13 M). Setelah menikmati masa-masa keemasan dan kejayaannya selama kurang lebih lima abad, umat Islam Arab dan kebudayaannya runtuh. Estafeta kepeloporan di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan beralih ke tangan Barat. Di bawah judul “Islam dan Situasi Global Dewasa Ini” dan “Masa Depan Kebudayaan Islam”, penulis mencoba melakukan analisis dan refleksi historis, bahwa Islam  dan umatnya cukup memiliki peluang untuk melakukan gerakan revivalisme dan reformisme, mencipta-segarkan karya-karya kebudayaan sebgai basis spiritual dan cultural untuk menopang proses akseleraasi terjadinya kebangkitan kembali Islam dan umatnya.
B.     ANALISIS
Kelebihan buku
1.      Memberikan wawasan dan wacana bagi pembaca berkaitan dengan potret kebudayaan Islam di Indonesia.
2.      Memberikan wacana mengenai strategi kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam.
3.      Memberikan penjelasan kepada pembaca berkenaan dengan keberimanan dan kebersenimanan.
4.      Memberikan pemahaman lebih jelas tentang Islam, moralitas dan modernitas.

Kekurangan Buku
Tidak tepat rasanya bila buku ini dikatakan memiliki kekurangan. Alangkah baiknya bila cukup dikatakan ‘memerlukan penyempurnaan’. Pada dasarnya buku ini sangatlah bagus karena sangat kritis membahas mengenai kemerosotan umat Islam, dan juga memberikan gambaran mengenai strategi kebudayaan dan pembaharuan pendidikan Islam dan masih banyak lagi. Akan tetapi buku ini akan jauh lebih baik bila dikemas dengan lay out yang menarik sehingga tidak membuat pembaca pada umumnya, merasa memeng (Jawa; takut, ngeri) ketika menghadapi buku ini. Bagi orang yang minat bacanya kurang, apabila ingin membaca buku ini kesan pertama akan malas, hal ini dikarenakan penulisannya yang padat dan kurang menarik minat pembaca.
Kesan
Waaaw, how  wonderful the book..!!! Demikian kiranya ungkapan yang tepat untuk mengapresiasi buku ini. Kompleks, kritis, aplikatif dan lengkap. Hanya saja, njlimet (Jawa : rumit, ribet,detail) sekali..!!     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar