Selasa, 27 Maret 2012

Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia


RESENSI BUKU
Desy Respitarini (09410268)

A.    Identitas Buku
Judul buku            : Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
Penulis                   : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed.
Penerbit     : Rosdakarya
Tahun terbit           : 2002
Tebal buku            : xi + 251 halaman

B.     Isi Buku
Tiga hal yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia adalah pendidikan, kebudayaan dan masyarakat. Ketiganya menciptakan suatu hal yang saling berkaitan dengan nilai-nilai. Oleh sebab itu, pendidikan tidak akan pernah lepas dari kebudayaan dan hanya dapat terlaksanana dalam suatu masyarakat.kebudayaan mempunyai tiga unsur penting, yaitu kebudayaan sebagai suatu tata kehidupan (order), kebudayaan sebagai suatu proses, dan kebudayaan yang mempunyai suatu visi tertentu (goals). Maka dalam rumusan tersebut pendidikan merupakan sebuah proses pembudayaan. Artinya, pendidikan dianggap sebagai sarana untuk melanggengkan suatu kebudayaan. Tanpa adanya pendidikan dalam suatu masyarakat, maka kebudayaan-kebudayaaan yang dimiliki oleh merekapun akan punah.
Pendidikan merupakan suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Sedangkan kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil karyanya tersebut. Dari sini mulai terlihat bahwa kebudayaan tidak dapat terbentuk tanpa adanya proses pendidikan. Kebudayaan dalam ranah pendidikan merupakan bagian dari pendidikan, hal ini juga tidak dapat disalahkan karena sejauh ini kebudayaan dalam ranah pendidikan hanya direduksi sebagai nilai-nilai estetika yang tidak lebih dari kesenian, tari-tarian, seni pahat, seni batik dan sebagainya.
Manusia berpendidikan (educated man) merupakan manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya kerena pendidikan (sekolah). Sedangkan manusia yang berbudaya (civilized) adalah orang yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan tersebut. Seseorang bisa saja berpendidikan luas dan tinggi akan tetapi tidak bermoral, dalam hal ini orang tersebut disebut tidak berbudaya. Idealnya, seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai kebudayaan yang baik, akan tetapi hal ini terkadang bertolak belakang dengan idealitas tersebut.
Proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan praksis pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung madani. Pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia tidak lain ialah proses pendidikan yang mengakui hak-hak serta kewajiban perorangan di dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang demokratis, hak-hak dan kewajiban tersebut merupakan landasan dari masyarakat. Masyarakat demokratis hanya ada apabila hak-hak dan kewajiban warga negaranya diakui, dikembangkan dan dihormati.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang madai dan demokratis dapat diupayakan dengan pendidikan yang demokratis pula, hal ini dapat diusahakan dengan cara-cara seperti:
1.      Pendidikan dari, oleh dan bersama-sama masyarakat. Artinya, bahwa pendidikan haruslah memberikan jawaban kepada kebutuhan (needs) dari masyarakat sendiri. Masyarakat juga bukan merupakan objek pendidikan yang hanya melakukan apa yang diinginkan pemerintah atau segolongan orang tertentu, akan tetapi mereka juga berperan aktif dalam pengembangan pendidikan yang sesuai dengan kekhasan dan keinginan serta potensi mereka sendiri.
2.      Pendidikan didasarkan pada kebudayaan  nasional yang bertumpu pada kebudayaan lokal. Indonesia yang multikultural memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang merupakan unsur-unsur dari kebudayaan nasional. Unsur-unsur tersebut dikaji dan dikembanhkan untuk terwujudnya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional Indonesia dalam proses perkembangan dan perwujudanya tidak akan pernah berakhir. Kebudaaan nasional ini akan selalu berada dalam proses in the making (proses penciptaan yang tiada henti). Oleh karenanya, tugas pendidikan nasional bukan hanya menghayati dan mengembangkan unsur-unsur kebudayaan lokal tersebut, akan tetapi juga ikut serta dalam membangun kebudayaan nasional.
3.      Proses pendidikan merupakan proses hominisasi dan humanisasi. Hominisasi artinya, mengembangkan manusia secara fisik dari segi kebutuhan biologis, seks, ekonomis dan lapangan pekerjaan. Sedangkan humanisasi berarti manusia bukan hanya sekedar dapat hidup, akan tetapi juga dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan kesejahteraan orang lain.
4.      Pendidikan demokrasi.
5.      Kelembagaan pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai pranata sosial dari kebudayaan di dalam pembangunan masyarakat madani Indonesia haruslah menjiwai dan mewujudkan nilai-nilai demokrasi.
6.      Desentralisasi manajemen pendidikan nasional. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pendidikan.
Hal tersebut merupakan usaha yang dapat dilakukan agar terbentuk masyarakat yang madani baik dari segi pendidikan maupun kebudayaan. Semuanya merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Akan tetapi terkadang pelaksanaan dalam praktik pendidikan sendiri masih sangat jauh dari teori dan idealitas yang dirumuskan. Bahkan sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam hal pendidikan yang mengatasnamakan demokratisasi pendidikan dan desentralisasi pendidikan.

C.    Kelebihan
Buku ini memeberikan gambaran yang representative tentang hubungan kebudayaan, pendidikan dan masyarakat madani. Ternyata ketiganya merupakan suatu hal yang berkaitan satu sama lain. Bisa menjelaskan hubungan ketiganya secara gamblang.

D.    Kekurangan
Bahasa yang digunakan dalam buku ini terlalu berbelit-belit dan kadang terkesan membingungkan. Walaupun begitu, buku ini cukup menarik untuk dibaca.

2 komentar:

  1. ALIFAH ASIH ROHMAH
    09410240

    Pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan merupakan suatu hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
    Saya disini ingin bertanya terkait tentang pendidikan dan kebudayaan, diatas tadi telah disebutkan bahwa tanpa adanya pendidikan dalam suatu masyarakat, maka kebudayaan-kebudayaaan yang dimiliki oleh merekapun akan punah. Nah, bagaimana seandainya dalam suatu masyarakat tidak mengenal adanya pendidikan tetapi mereka itu sangat menghargai kebudayaan, lha itu bagaimana?

    BalasHapus
  2. siti mujayanah/ 09410013

    saya rasa resensinya cukup bagus tapi ketika saya membaca ada beberapa bahasan belum diungkapkan dalam resensi diatas seperti tentang masyarakat madani belum begitu dibahas padahal bab itu juga cukup penting, karena dari situ kita tau bagaimana perjalanan suatu pendidikan dan kebudayaan saat itu. tapi pembahasanya sudah cukup bagus karena karena strategi pembangun masyarakat madani dan demokratis sudah dijelaskan diatas.
    kemudian ketika saya membaca buku tersebut,saya dapati beberapa sikap pendidikan nasional untuk membangun masyarakat madani Indonesia, diantara lain : (a) Sikap demokratis; (b) Sikap toleran; (c) Saling pengertian; (d) Berakhlak tinggi, beriman dan bertaqwa; dan (e) Manusia dan masyarakat yang berwawasan global. guna untuk menbangun pendidikan, kebudayaan dan masyarakat madani menjadi lebih baik lagi. karena resensi saya juga sama. tapi bagus resensinya.

    BalasHapus