Sabtu, 24 Maret 2012

Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Strategi Reformasi Pendidikan Nasional)


Nama: Ana Subekti
NIM: 09410114

RESENSI BUKU
Judul Buku               : Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Strategi Reformasi Pendidikan Nasional)
Penulis                       : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed.
Penerbit                     : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit            : 1999
Kota Terbit                : Bandung
Halaman Buku          : xi + 252 halaman
Ringkasan Buku       :

Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama, yaitu nilai-nilai. Pendidikan dan kebudayaan juga tidak dapat terpisah dari masyarakat. Tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan tanpa masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam pengertian suatu proses tanpa pendidikan, dan proses kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi di dalam hubungan antarmanusia di dalam suatu masyarakat tertentu.
Berbicara tentang pendidikan dan kebudayaan, maka penting untuk diketahui hakikat dari pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan pada hakikatnya dapat dikategorisasikan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Dalam pendekatan epistemologis yang menjadi masalah ialah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu, sedangkan pendekatan ontologi atau metafisik menekankan kepada hakikat keberadaan, dalam hal ini keberadaan pendidikan itu sendiri. Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok, yaitu pendekatan reduksionisme dan pendekatan holistik integratif. Pendekatan reduksionisme dibagi menjadi enam pendekatan, antara lain pendekatan pedagogis, pendekatan filosofis, pendekatan religius, pendekatan psikologis, pendekatan negativis, dan pendekatan sosiologis. Pendekatan holistik integratif merupakan suatu pandangan pengembangan manusia seutuhnya. Selanjutnya, hakikat kebudayaan dapat diambil dari beberapa rumusan definisi tentang budaya. Edward B. Tylor merumuskan budaya sebagai suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara merumuskan bahwa kebudayaan merupakan buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman.
Dari hakikat pendidikan dan kebudayaan, dapat diformulasikan hubungan antara keduanya menjadi hubungan yang sistematis, antara lain pendidikan dalam kebudayaan, kebudayaan dalam pendidikan, pendidikan kebudayaan, dan kebudayaan pendidikan.
Telah disebutkan bahwa pendidikan dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan, serta hakikat dari pendidikan maupun kebudayaan, maka sampailah kepada hakikat dari tujuan tujuan pendidikan. Berbicara mengenai tujuan pendidikan, tidak dapat terlepas dari kebudayaan masyarakat atau bangsa, dengan sistem politiknyam kondisi ekonomi dan sosialnya yang menjadikan masing-masing masyarakat atau bangsa mempunyai pemahaman sendiri atau persepsi mengenai apa yang ingin dijadikan tujuan pendidikannya, dikarenakan manusia merupakan makhluk berbudaya dan berpendidikan. Adapun tujuan pendidikan menurut beberapa ahli, seperti John Dewey, Whitchead, dan Maritain, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan berbagai kemampuan, kebiasaan, ilmu pengetahuan, tingkah laku, yang diperlukan di dalam kehidupan nyata, sedangkan pendidikan di Indonesia pada hakikatnya memiliki tujuan untuk dapat membentuk masyarakat  yang madani yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Kelebihan            :    Buku Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Strategi Reformasi Pendidikan Nasional) oleh Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed. ini, menyajikan pengetahuan tentang pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat madani, dengan di dalamnya dijelaskan berbagai teori-teori pengiringnya secara lengkap..
Kekurangan     :           Dari segi isinya, buku ini sudah lengkap, hanya saja kurang disertai pengetahuan yang aplikatif, sehingga isi buku ini hanya sekedar bersifat teoritis. Sedangkan dari segi bahasanya, penggunaan bahasa dalam buku ini kurang sesuai dengan penyusunan dalam kaidah bahasa Indonesia yang benar (EYD), sehingga ada beberapa bagian yang bahasanya sulit untuk dipahami.

2 komentar:

  1. manusia adalah hewan yang dapat di didik (animal educandum).

    rangkaian kalimat di atas bisa ditafsirkan secara bermacam-macam.bisa ditafsirkan pendidikan ditanamkan harus melalui pendidikan yaitu dapat di tanamkan melalui pembiasaan(kebudayaan)atau melalui latihan. Dapat juga ditafsirkan bahwa potensi pendidikan sebenarnya sudah ada pada diri manusia sejak lahir dan tugas manusia yang sudah dewasa adlah mengarahkannya untuk tumbuh secara wajar untuk menjadi manusia dewasa yang lebih baik dalam menghadapi segala tantangan zaman.
    tafsiran-tafsiran di atas bisa saling berkaitan satu dengan lainnya. karena potensi pendidikan yang dimiliki manusia pada perkembangannya tidak terlepas dari lingkungan sekitar. jadi, latihan dan pembiasaan sangat diperlukan dalam membudayakan manusia dalam berperilaku sehari-hari.
    So, pendidikan dan kebudayaan merupakan satu garis lurus yang sejajar yang mengarahkan manusia untuk hidup dan berkembang secara wajar dan terarah di lingkungannya masing-masing.

    Ahmad Sadam Husaein (09410260)

    BalasHapus
  2. Pada dasarnya manusia itu membutuhkan peraturan yang mengikat dalam kehidupanya, budaya inilah yang secara tidak langsung akan mengatur kehidupan manusia. dalam kehidupan bersosialnya manusia tidak akan lepas dengan yang namanya lingkungan dimana lingkungan tersebutlah yang membentuk kebudayaan.
    kebudayaanpun berbagai macam bentuknya. Baik yang bisa diterima oleh masyarakat diluar lingkungan tersebut ataupun yang tidak.
    pendidikan dalam hal ini sangat berpengaruh untuk membentuk dan mengembangkan kebudayaan masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin kompleks kebudayaanya.hal ini sejalan dengan pendidikan yang bertujuan untuk merubah manusia ke arah yang lebih baik dengan proses belajar

    Desy Respitarini (09410268)

    BalasHapus