Nama:
Ana Subekti
NIM:
09410114
RESENSI
BUKU
Judul
Buku : Pendidikan,
Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Strategi Reformasi Pendidikan
Nasional)
Penulis : Prof. Dr. H.A.R.
Tilaar, M.Sc. Ed.
Penerbit : PT. Remaja
Rosdakarya
Tahun
Terbit : 1999
Kota
Terbit : Bandung
Halaman
Buku : xi + 252 halaman
Ringkasan Buku :
Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat
dipisahkan, keduanya mempunyai hubungan erat dalam arti keduanya berkenaan
dengan suatu hal yang sama, yaitu nilai-nilai. Pendidikan dan kebudayaan juga
tidak dapat terpisah dari masyarakat. Tidak ada suatu proses pendidikan tanpa
kebudayaan dan tanpa masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam
pengertian suatu proses tanpa pendidikan, dan proses kebudayaan dan pendidikan
hanya dapat terjadi di dalam hubungan antarmanusia di dalam suatu masyarakat
tertentu.
Berbicara tentang pendidikan dan kebudayaan,
maka penting untuk diketahui hakikat dari pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan
pada hakikatnya dapat dikategorisasikan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan
epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Dalam pendekatan
epistemologis yang menjadi masalah ialah akar atau kerangka ilmu pendidikan
sebagai ilmu, sedangkan pendekatan ontologi atau metafisik menekankan kepada
hakikat keberadaan, dalam hal ini keberadaan pendidikan itu sendiri. Berbagai
pendekatan mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok,
yaitu pendekatan reduksionisme dan pendekatan holistik integratif. Pendekatan
reduksionisme dibagi menjadi enam pendekatan, antara lain pendekatan pedagogis,
pendekatan filosofis, pendekatan religius, pendekatan psikologis, pendekatan
negativis, dan pendekatan sosiologis. Pendekatan holistik integratif merupakan
suatu pandangan pengembangan manusia seutuhnya. Selanjutnya, hakikat kebudayaan
dapat diambil dari beberapa rumusan definisi tentang budaya. Edward B. Tylor
merumuskan budaya sebagai suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar
Dewantara merumuskan bahwa kebudayaan merupakan buah budi manusia yang
merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam
dan zaman.
Dari hakikat pendidikan dan kebudayaan, dapat
diformulasikan hubungan antara keduanya menjadi hubungan yang sistematis,
antara lain pendidikan dalam kebudayaan, kebudayaan dalam pendidikan,
pendidikan kebudayaan, dan kebudayaan pendidikan.
Telah disebutkan bahwa pendidikan dan
kebudayaan memiliki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan, serta hakikat dari
pendidikan maupun kebudayaan, maka sampailah kepada hakikat dari tujuan tujuan
pendidikan. Berbicara mengenai tujuan pendidikan, tidak dapat terlepas dari
kebudayaan masyarakat atau bangsa, dengan sistem politiknyam kondisi ekonomi
dan sosialnya yang menjadikan masing-masing masyarakat atau bangsa mempunyai
pemahaman sendiri atau persepsi mengenai apa yang ingin dijadikan tujuan
pendidikannya, dikarenakan manusia merupakan makhluk berbudaya dan
berpendidikan. Adapun tujuan pendidikan menurut beberapa ahli, seperti John
Dewey, Whitchead, dan Maritain, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan berbagai kemampuan, kebiasaan, ilmu pengetahuan, tingkah
laku, yang diperlukan di dalam kehidupan nyata, sedangkan pendidikan di Indonesia
pada hakikatnya memiliki tujuan untuk dapat membentuk masyarakat yang madani yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
Kelebihan : Buku Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia (Strategi Reformasi
Pendidikan Nasional) oleh Prof. Dr. H.A.R.
Tilaar, M.Sc. Ed. ini, menyajikan pengetahuan tentang pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat
madani, dengan di dalamnya dijelaskan berbagai teori-teori pengiringnya secara
lengkap..
Kekurangan : Dari
segi isinya, buku ini sudah lengkap, hanya saja kurang disertai pengetahuan
yang aplikatif, sehingga isi buku ini hanya sekedar bersifat teoritis.
Sedangkan dari segi bahasanya, penggunaan bahasa dalam buku ini kurang sesuai
dengan penyusunan dalam kaidah bahasa Indonesia yang benar (EYD), sehingga ada
beberapa bagian yang bahasanya sulit untuk dipahami.
manusia adalah hewan yang dapat di didik (animal educandum).
BalasHapusrangkaian kalimat di atas bisa ditafsirkan secara bermacam-macam.bisa ditafsirkan pendidikan ditanamkan harus melalui pendidikan yaitu dapat di tanamkan melalui pembiasaan(kebudayaan)atau melalui latihan. Dapat juga ditafsirkan bahwa potensi pendidikan sebenarnya sudah ada pada diri manusia sejak lahir dan tugas manusia yang sudah dewasa adlah mengarahkannya untuk tumbuh secara wajar untuk menjadi manusia dewasa yang lebih baik dalam menghadapi segala tantangan zaman.
tafsiran-tafsiran di atas bisa saling berkaitan satu dengan lainnya. karena potensi pendidikan yang dimiliki manusia pada perkembangannya tidak terlepas dari lingkungan sekitar. jadi, latihan dan pembiasaan sangat diperlukan dalam membudayakan manusia dalam berperilaku sehari-hari.
So, pendidikan dan kebudayaan merupakan satu garis lurus yang sejajar yang mengarahkan manusia untuk hidup dan berkembang secara wajar dan terarah di lingkungannya masing-masing.
Ahmad Sadam Husaein (09410260)
Pada dasarnya manusia itu membutuhkan peraturan yang mengikat dalam kehidupanya, budaya inilah yang secara tidak langsung akan mengatur kehidupan manusia. dalam kehidupan bersosialnya manusia tidak akan lepas dengan yang namanya lingkungan dimana lingkungan tersebutlah yang membentuk kebudayaan.
BalasHapuskebudayaanpun berbagai macam bentuknya. Baik yang bisa diterima oleh masyarakat diluar lingkungan tersebut ataupun yang tidak.
pendidikan dalam hal ini sangat berpengaruh untuk membentuk dan mengembangkan kebudayaan masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin kompleks kebudayaanya.hal ini sejalan dengan pendidikan yang bertujuan untuk merubah manusia ke arah yang lebih baik dengan proses belajar
Desy Respitarini (09410268)