Jumat, 23 Maret 2012

Spiritualitas dan Seni Islam


Nama           : Ahmad Taib
Nim             : 09410200
Kelas             :VI PAI D
IDENTITAS BUKU

Judul Buku     : Spiritualitas dan Seni Islam
Penulis            : Seyyed Hosein Nashr
Penerjemah     : Drs. Sutejo
Penerbit          : MIZAN
Tahun Terbit : 1993
Kota Terbit     : Bandung
Tebal Buku     : 230 Halaman

Sinopsis :
Buku ini mencoba melihat sekilas aspek-aspek khusus seni Islam dari sudut pandang spiritualitas Islam dan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip wahyu Islam. Didalamnya membahas tentang studi khusus mengenai sisi-sisi terpenting seni Islam yang meliputi sastra, musik, dan plastis.
Dalam buku ini, banyak mengangkat seni persia mengingat latar belakang kultural pengarang sendiri. Selain itu, seni Persia melengkapi puncak kejayaan seni islam hampir di setiap bidang. Seni Persia dari periode Islam, walaupun terdapat corak kebesaran Persianya dan sesuai dengan citarasa orang-orang Persia, juga merupakan seni Islam dalam pengertian tradisional. Oleh karenanya, seni Persia disajikan secara lengkap untuk memperlihatkan hubungan Universal antara Islam dan seni Islam.
Hubungan spiritualitas Islam dengan seni Islam dapat diketahui melalui tatacara ritual Islam yang membentuk pikiran dan jiwa seluruh muslim termasuk para seniman. Hal itu dapat dilihat melalui ritual ibadah seperti shalat, dzikir, dan lain sebagainya. Seni Islam merupakan hasil penjawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Ia merefleksikan kandungan prinsip-prinsip keesaan Ilahi, kebergantungan seluruh keanekagaman kepada Yang Esa, kesementaraan dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk. Seni Islam mewujudkan dalam taraf fisik yang secara langsung dapat dipahami oleh pikiran yang sehat, realitas-realitas dasar dan perbuatan-perbuatan, sebagai tangga bagi pendakian jiwa dari tingkat yang dapat dilihat dan didengar menuju Yang Gaib yang juga merupakan keheningan diatas setiap bunyi.
Dari jenis seni dalam Islam, semua itu menyuarakan dan menggambarkan tanggapan jiwa orang-orang Islam terhadap pesan Ilahi. Seperti halnya di Persia, dalam seni plastis orang-orang muslim menciptakan bentuk seni tradisional yang berhubungan dengan bentuk seni suci dan secara langsung dengan ritus dan doktrin religiusnya. Dalam bidang arsitektur, rumah orang persia tradisional merupakan perluasan dari masjid dalam pengertian mengabdikan kesucian dan kesederhanaannya. Karpet yang diinjak tampa alas kaki, kebersihan ritualnya yang memungkinkan manusia beribadah seperti diatas karpet masjid. Pada skala yang lebih luas, penataan kota Persia tradisional dihubungkan dengan masjid tidak hanya melalui peranan sentral masjid diseluruh kota, melainkan juga dalam cara yang lebih halus melalui dominasi prinsip kesatuan dan integrasi seluruh kota, dari rumah pribadi sampai kota sebagai satu totalitas.
 Seni plastis tradisional lainnya yang berhubungan dengan seni suci adalah apa yang dikenal dengan “seni miror”, suatu bentuk seni yang sangat penting karena mempunyai pengaruh yang dalam dan kuat dalam kehidupan sehari-hari. Pada bidang inilah tanda yang suci terlihat jelas sekalipun pada perabotan keseharian yang sangat umum dipergunakan.
Seni Islam menyampaikan pesan spiritual dan esensial Islam melalui bahasa yang abadi, justru karena keabadian dan juga kelugasan simbolismenya, maka menjadi lebih efektif dan kurang problematis dibandingkan kebanyakan penjelasan teologis Islam. Salah satu aspek yang paling berkaitan dengan pesan spiritual seni Islam saat ini adalah kemampuan untuk menyampaikan esensi Islam melalui cara yang lebih langsung dipahami dibandingkan penjelasan yang ilmiah semata.

4 komentar:

  1. KHUNAFAUNNISA (06410102)
    Kita tidak bisa membicarakan keindahan tanpa memberinya ruang yang bisa mencakup kesenian Islam dan kedudukannya dari segi agama dan moralitas, karena agama Islam adalah agama yang meliputi seluruh dimensi kehidupan, maka, seperti halnya ia datang membawa syariat, ia juga harus datang dengan citarasa seni yang khusus. Syariat memiliki hubungan dengan amal, sementara seni Islam berkaitan dengan pokok-pokok dan uslub-uslub khas dalam design segala sesuatu.

    Baik syariat maupun seni, keduanya kembali kepada al-Qur`an dan as-Sunnah, masing-masing memiliki uslub dan karakter tersendiri. Dalam memahami wahyu, Syariat bersandar pada dasar-dasar dimensi fikih, makna tekstual al-Qur`an dan Sunnah, sementara seni Islam bersandar pada hakikat al-Qur`an dan Sunnah. Dengan kata lain, syariat bersumber pada dimensi lahiriah kedua sumber hukum Islam ( al-Qur`an dan as-Sunnah) sementara seni islami merupakan dimensi batiniah dari keduanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. komentar yang luar biasa...
      berbicara tentang hakekat islam, menurut apa yang saya ketahui harus melalui beberapa tahapan. yang pertama adalah syariat, sebelum kita sampai kepada hakekat terlebih dahulu kita harus mengetahui secara komprehensif tentang apa yang telah diatur dalam Syariat tersebut. yang kedua, Thariqah, secara global adalah pengamalan segala yang diatur dalam syariah sehingga mengkristal dalam sanubari seseorang. setelah melalui kedua tahapan diatas maka seseorang akan merasakan apa yang dinamakan Hakekat. hakekat ini merupakan buah hasil dari Syariah dan Thariqah sehingga dibuka pintu kema'rifatan seseorang. sebuah anologi tentang Hakekat menurut Imam An-Nawawi yaitu Syariat diibaratkan samudra yang harus diarungi. Thariqah diibaratkan perahunya, dan hakekat diibaratkan mutiara yang dicari dalam pengarungan samudra itu.

      Hapus
  2. sorry ya penyelundup beraksi...haha
    agama dan seni bagaikan ruh dan jasadnya...tanpa agama, seni mati tanpa seni, agama tak berekspresi...
    sebagaimana Firman Allah: innallaha jamil yuhibbu jamal. artinya mudeng dewe lah..haha
    jadi seni merupakan bentuk ekspresi ilahiah untuk segenap manusia. dengannya manusia punya rasa.
    dengannya manusia menuju beautifull atau hakikat...

    BalasHapus
  3. Berkesenian, bagi seorang muslim, ialah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Maha Pencipta kehidupan. Pelaksanaan ibadah itu dilakukan dengan menaati sejumlah etika-etika yang diberikan Rasulullah Saw., melalui sabdanya maupun amal-perbuatannya. Estetika berkesenian dalam Islam ialah keterpaduan antara keindahan, dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Inilah yang dimaksud dengan Allah Yuhibbu al-jaamiluun, “Allah sangat menyukai keindahan”.
    DIFA'UL HUSNA/ 09410182

    BalasHapus