RESENSI
BUKU
Desy Respitarini (09410268)
A. Identitas Buku
Judul
buku : Pendidikan, Kebudayaan,
dan Masyarakat Madani Indonesia
Penulis : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar,
M.Sc. Ed.
Penerbit : Rosdakarya
Tahun
terbit : 2002
Tebal
buku : xi + 251 halaman
B. Isi Buku
Tiga hal yang
tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia adalah pendidikan, kebudayaan
dan masyarakat. Ketiganya menciptakan suatu hal yang saling berkaitan dengan
nilai-nilai. Oleh sebab itu, pendidikan tidak akan pernah lepas dari kebudayaan
dan hanya dapat terlaksanana dalam suatu masyarakat.kebudayaan mempunyai tiga unsur
penting, yaitu kebudayaan sebagai suatu tata kehidupan (order),
kebudayaan sebagai suatu proses, dan kebudayaan yang mempunyai suatu visi
tertentu (goals). Maka dalam rumusan tersebut pendidikan merupakan
sebuah proses pembudayaan. Artinya, pendidikan dianggap sebagai sarana untuk
melanggengkan suatu kebudayaan. Tanpa adanya pendidikan dalam suatu masyarakat,
maka kebudayaan-kebudayaaan yang dimiliki oleh merekapun akan punah.
Pendidikan
merupakan suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang
memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional,
dan global. Sedangkan kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya
manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil
karyanya tersebut. Dari sini mulai terlihat bahwa kebudayaan tidak dapat
terbentuk tanpa adanya proses pendidikan. Kebudayaan dalam ranah pendidikan
merupakan bagian dari pendidikan, hal ini juga tidak dapat disalahkan karena
sejauh ini kebudayaan dalam ranah pendidikan hanya direduksi sebagai
nilai-nilai estetika yang tidak lebih dari kesenian, tari-tarian, seni pahat,
seni batik dan sebagainya.
Manusia
berpendidikan (educated man)
merupakan manusia yang telah berkembang kemampuan intelektualnya kerena
pendidikan (sekolah). Sedangkan manusia yang berbudaya (civilized) adalah orang yang menguasai dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam
kebudayaan tersebut. Seseorang bisa saja berpendidikan luas dan tinggi akan
tetapi tidak bermoral, dalam hal ini orang tersebut disebut tidak berbudaya.
Idealnya, seseorang yang berpendidikan tinggi akan mempunyai kebudayaan yang
baik, akan tetapi hal ini terkadang bertolak belakang dengan idealitas
tersebut.
Proses
pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan praksis pendidikan yang
terjadi dewasa ini yang cenderung madani. Pendidikan dalam masyarakat madani
Indonesia tidak lain ialah proses pendidikan yang mengakui hak-hak serta
kewajiban perorangan di dalam masyarakat. Dalam masyarakat yang demokratis,
hak-hak dan kewajiban tersebut merupakan landasan dari masyarakat. Masyarakat
demokratis hanya ada apabila hak-hak dan kewajiban warga negaranya diakui,
dikembangkan dan dihormati.
Dalam rangka
mewujudkan masyarakat Indonesia yang madai dan demokratis dapat diupayakan
dengan pendidikan yang demokratis pula, hal ini dapat diusahakan dengan
cara-cara seperti:
1.
Pendidikan
dari, oleh dan bersama-sama masyarakat. Artinya, bahwa pendidikan haruslah
memberikan jawaban kepada kebutuhan (needs)
dari masyarakat sendiri. Masyarakat juga bukan merupakan objek pendidikan yang
hanya melakukan apa yang diinginkan pemerintah atau segolongan orang tertentu,
akan tetapi mereka juga berperan aktif dalam pengembangan pendidikan yang
sesuai dengan kekhasan dan keinginan serta potensi mereka sendiri.
2.
Pendidikan
didasarkan pada kebudayaan nasional yang
bertumpu pada kebudayaan lokal. Indonesia yang multikultural memiliki
keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang merupakan unsur-unsur dari
kebudayaan nasional. Unsur-unsur tersebut dikaji dan dikembanhkan untuk
terwujudnya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional Indonesia dalam proses
perkembangan dan perwujudanya tidak akan pernah berakhir. Kebudaaan nasional
ini akan selalu berada dalam proses in
the making (proses penciptaan yang tiada henti). Oleh karenanya, tugas
pendidikan nasional bukan hanya menghayati dan mengembangkan unsur-unsur
kebudayaan lokal tersebut, akan tetapi juga ikut serta dalam membangun
kebudayaan nasional.
3.
Proses
pendidikan merupakan proses hominisasi dan humanisasi. Hominisasi artinya,
mengembangkan manusia secara fisik dari segi kebutuhan biologis, seks, ekonomis
dan lapangan pekerjaan. Sedangkan humanisasi berarti manusia bukan hanya
sekedar dapat hidup, akan tetapi juga dapat bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dan kesejahteraan orang lain.
4.
Pendidikan
demokrasi.
5.
Kelembagaan
pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai pranata sosial dari kebudayaan di dalam
pembangunan masyarakat madani Indonesia haruslah menjiwai dan mewujudkan
nilai-nilai demokrasi.
6.
Desentralisasi
manajemen pendidikan nasional. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam pengembangan pendidikan.
Hal tersebut
merupakan usaha yang dapat dilakukan agar terbentuk masyarakat yang madani baik
dari segi pendidikan maupun kebudayaan. Semuanya merupakan hal yang baik untuk
dilakukan. Akan tetapi terkadang pelaksanaan dalam praktik pendidikan sendiri
masih sangat jauh dari teori dan idealitas yang dirumuskan. Bahkan sering
terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam hal pendidikan yang mengatasnamakan
demokratisasi pendidikan dan desentralisasi pendidikan.
C. Kelebihan
Buku ini
memeberikan gambaran yang representative tentang hubungan kebudayaan, pendidikan
dan masyarakat madani. Ternyata ketiganya merupakan suatu hal yang berkaitan
satu sama lain. Bisa menjelaskan hubungan ketiganya secara gamblang.
D. Kekurangan
Bahasa yang
digunakan dalam buku ini terlalu berbelit-belit dan kadang terkesan
membingungkan. Walaupun begitu, buku ini cukup menarik untuk dibaca.
ALIFAH ASIH ROHMAH
BalasHapus09410240
Pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan merupakan suatu hal yang berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Saya disini ingin bertanya terkait tentang pendidikan dan kebudayaan, diatas tadi telah disebutkan bahwa tanpa adanya pendidikan dalam suatu masyarakat, maka kebudayaan-kebudayaaan yang dimiliki oleh merekapun akan punah. Nah, bagaimana seandainya dalam suatu masyarakat tidak mengenal adanya pendidikan tetapi mereka itu sangat menghargai kebudayaan, lha itu bagaimana?
siti mujayanah/ 09410013
BalasHapussaya rasa resensinya cukup bagus tapi ketika saya membaca ada beberapa bahasan belum diungkapkan dalam resensi diatas seperti tentang masyarakat madani belum begitu dibahas padahal bab itu juga cukup penting, karena dari situ kita tau bagaimana perjalanan suatu pendidikan dan kebudayaan saat itu. tapi pembahasanya sudah cukup bagus karena karena strategi pembangun masyarakat madani dan demokratis sudah dijelaskan diatas.
kemudian ketika saya membaca buku tersebut,saya dapati beberapa sikap pendidikan nasional untuk membangun masyarakat madani Indonesia, diantara lain : (a) Sikap demokratis; (b) Sikap toleran; (c) Saling pengertian; (d) Berakhlak tinggi, beriman dan bertaqwa; dan (e) Manusia dan masyarakat yang berwawasan global. guna untuk menbangun pendidikan, kebudayaan dan masyarakat madani menjadi lebih baik lagi. karena resensi saya juga sama. tapi bagus resensinya.