Nama : Nur Aida Fitriyana
NIM : 09410277
SENI RUPA ISLAM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pengarang :
Drs. Oloan Situmorang
Penerbir :
Angkasa
Kota Terbit :
Bandung
Tahun Terbit : 1993
Tebal Buku :
iii + 202 halaman
A.
Isi
Buku
Buku seni rupa islam pertumbuhan dan
perkembangannya ini menjelaskan mengenai kesenian slam dab perkembangannya,
perkembangan seni bangunan dalam kesenian islam yang meliputi:
1.
Bidang Seni Bangunan (Arsitekur),
Pada pembahasan ini pengarang menjelaskan mengenai awal
perkembangannya seperti awal masa pendirian bangunan masjid Nabi, menjelaskan
mengenai bagian-bagian penting dari bagian masjid, seperti mihrob, mimbar,
liwan, sahn, fawwaroh, menara, qubhat, pintu masuk, teras, dikkeh,
istilah-istilah tersebut dijelaskan secara gablang dengan menggunakan bahasa
yang mudah untuk difahami.
2.
Bentuk-Bentuk Kubah (Qubbah) Masjid
dalam pembahasan bentuk kubah ini, dijelaskan mengenai beberapa
aliran atau madzab yang memperlihatkan ciri bangunan erta bentuk kubah masjid,
yang meliputi:
a. Mazhab syiria-egyptia
(aliran Arab)
b. Mazhab Hispano-Morisque (aliran
Moor)
c. Mazhab Turky-Usmaniah (aliran Turki)
d. Mazhab Persia-sassanide (aliran
persia)
e. Mazhab Hindu-Moghul (aliran India)
f. Mazhab China-Japan (aliran Tiongko)
g. Mazhab Melayu-Indonesia (aliran
Indonesia)
3. Bentuk Lengkuk Masjid Menurut Alirannya
Bentuk lengkuk masjid
pada
pembahasan ini digolongkan pada dua corak, yaitu corak lengkuk tunggal dan
lengkuk ganda. Daam buku ini, disertai dengan gambar-gambar lengkuk masjid yang
beragam yang disertai dengan nama-nama dari masing-masing aliran.
4. Bentuk-Bentuk
Menara Masjid
Disini disebutkan mengenai bentuk-bentuk menara masjid dari
berbagai negara yang tergolong dalam beberapa aliran atau mazhabnya, dari situ
akan terlihat bahwa bentuk-bentuk menara masjid tersebut sangat berbeda, baik
dari segi corak maupun bentuknya, baik menara itu berasal dari bangunan masjid
Arab, Moor, Turki, Persia, maupun India, dan dalam pembahasan ini juga
dilengkapi dengan gambar atau foto yang mendukung dan penunjuk bagi kekhasan
dari masingt-masing bentuk menara.
5. Bangunan-Bangunan Penting Lainnya
Bangunan-bangunan
penting disini melipiti,bangunan madrasah, bangunan kuburan (mauseloum),
bangunan kios, benteng, istana, dan pintu gerbang, yang masing-masing
dijelaskan secara jelas dan disertai pula dengan uraian hasil seni mengenai
bangunan-bangunan diatas yan telah ditemukan d berbagai daerah.
Kemudian pada bab selanjutnya, dijelaskan mengenai seni kaligrafi
islam dan perkembangannya. Pada bab ini di uraikan mengenai beberapa jenis
aliran kaligrafi Arab, yang meliputi:
a.
Aliran
Naskhi
b.
Aliran
Tsuluts
c.
Aliran
Rayhani
d.
Aliran
Diwani
e.
Aliran
Diwani Jali
f.
Aliran
Ta’liq Farisi
g.
Aliran
Kouf
h.
Aliran
riq’ah
dari masing-masing aliran-aliran diatas disebutkan mengenai
pengertian., sejarah, dan dilengkapi dengan contoh, model dan bentuk-bentuk
hiasan yang bisa memperindah tulisan Arab.
Kemudian pada bab
V, dibahas mengenai seni hias dan seni kerajinan islam yang meliputi:
a.
Seni
hias atau seni ornamen
b.
Seni
kerajinan
Dan pada uraian bab ke VI, atau bab terakhir dalam buku ini,
menjelaskan secara gamblang mengenai pertumbuhan dan perkembangan seni lukis
islam. Komponen-komponen yang terkandung didalamnya adalah: latar belakang yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan seni lukis islam, selanjutnya
dijelaskan mengenaiseni lukis islam dan perkembangannya dan poin terakhir tentang pengertian dan perkembangan seni luki
sminiatur.
6.
Keunggulan
Buku
Buku ini menjelaskan berbagai seni rupa islam dengan jelas dan
gamblang, karena penjelasannya diawali dari sejarah hingga bukti-bukti maupun
gambar-gambar atau foto yang menampilkan kesenian-kesenian yang diuraikan,
sehingga pembaca merasa lebih mudah dalam memahami berbagai bentuk
kesenian-kesenian berdasaran mazhab atau alirannya, serta mampu membedakan dan
melihat ciri khas dari masing-masing kesenian secara langsung.
7.
Kekurangan
Buku
Dibalik
keunggulan-keunggulan yang dimiliki buku ini, ada beberapa kekurangan, yaitu:
a.
Beberapa
halaman penting dalam buku ini tidak
ada, yaityu dari halaman 121-134. Sehingga beberapa informasi penting yang
harus didapat tidak bisa didapatkan klarena kekurangan tersebut.
b.
Gambar-gambar
yang ditampilkan, warnanya masih hitam putih.
8.
Saran
a.
Alangkah
lebih baiknya jika sebelum buku-buku ini dipasarkan untuk lebih teliti lagi
agar tidak ada kesalahan atau kekurangan beberapa halaman, karena hal tersebut
bisa menghambat dalam memeperoleh pengetahuan yang lebih lengkap.
b.
Menurut
pembaca, foto atau gambar-gambar yang ditampilkan dengan warna-earna yang indah
itu lebih baik, karena akan memberikan nilai keindahan tersendiri, sehingga
kesan itu ada kemungkinan bisa didapat dari hal-hal seperti itu yang akan mengarahkan
pengetahuan masuk pada ingatan jangka panjang.
[LATHIFAH MUTIQ/ 09410248]
BalasHapusSeni rupa islam pertumbuhan dan perkembangannya merupakan bukti bahwa islam merupkan agama yang bisa berkembang, seni bukan hanya ekspresi invidual tentang keindahan, melainkan juga dapat menjadi bagian dari karya yang bersifat fungsional. Seni melengkapi hasil budaya lainnya, seperti bangunan, kerajinan, perabotan, dan buku ilmiah. Hal ini membuktikan bahwa Islam bukanlah aliran atau kesenian tertentu. Semua karya seni, sepanjang tak melanggar akhlak yang islami, adalah seni Islam. dengan ini memberi peluang yang luas bagi para seniman untuk berkarya. [Lathifah Mutiq/ 09410248]
(Vita Nur Hidayati 09410017)
BalasHapuskebudayaan/ seni yang tidak menyimpang dari ajaran Islam itu diperbolehkan. Para wali dulu pun menggunakan seni/ kebudayaan untuk berdakwah menyebarkan ajaran Agama Islam, karena melalui seni/ kebudayaan itulah masyarakat zaman dulu pada awalnya mengenal ajaran Islam. Metode yang digunakan para wali itu tidak sembarangan dan tidak bertentangan dengan ajaran islam itu sendiri. Seni bisa berubah menjadi baik/ buruk juga terpengaruh oleh perkembangan zaman.
seni dan kesenian adalah suatu jelmaan dari rasa keindahan yang diujud karja manusia untuk mencapai suatu kesesejahteraan hidupnya, yang disusun berdasarkan pemikiran-pemikirannya, sehingga ia mejadi suatu karya yang indah, yang menimbulkan kesenangan untuk dinikmati. Maka secara filsafat, kalau sesuatu nilai baik dan buruk dapat dibahas dengan menggunakan demensi etika, maka nilai seni dan keindahan ini selalu dibahas dengan menggunakan demensi estetika, yaitu melalui penghayatan dan pengalaman-pengalaman indra manusia.
BalasHapusDIFA'UL HUSNA/ 09410182