Minggu, 15 April 2012

Dialektika Pendidikan dan Kebudayaan; Dalam Rangka Membangun Masyarakat Madani

Dialektika Pendidikan dan Kebudayaan;
Dalam Rangka Membangun Masyarakat Madani


Judul Buku : Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Pengarang : Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Tahun Terbit : 2003
Tebal Buku : 252 halaman
Peresensi : Moh. Mizan Habibi
NIM Perensensi : 09410153

H.A.R Tilaar merupakan salah seorang tokoh pendidikan dan kebudayaan yang cukup masyhur di Indonesia. Karya dan pemikirannya mampu mempengaruhi perkembangan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Pengalamaannya di kancah nasional maupun internasional mengantarkannya untuk selalu memandang sesuatu dari berbagai perpspektif dan secara comprehensif. Sehingga karya-karya fenomenalnya sangat banyak berbau unsur pluralisme dan multikulturalisme. Inilah yang kemudian menjadi salah satu identititas yang disematkan dalam diri paupun pemikiran beliau, karena pemikiran yang dikembagkan dianggap relevan dengan kondisi sosio-kultur yang ada di Indonesia.
Sebagai seorang ilmuwan, dalam bukunya tersebut, Tilaar memandang bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam setiap masyarakat kebudayaan. Menurutnya, Suatu masyarakat mempunyai keteraturan yang diikat oleh sistem nilai yang hidup dalam kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat itu. Kebudayaan merupakan jiwanya suatu masyarakat dengan nilai-nilai yang dimilikinya. Nilai-nilai itulah yang telah hidup, menghidupi, dan mengarahkan kehidupan msyarakatnya kini dan masa depan. Dan kebudayaan merupakan suatu kekuatan bagi masyarakat, karena didukung oleh faktor-faktor dinamis sebagai aktor-aktor kebudayaan. Maka tidak mengherankan apabila pendidikan menjadi ajang rebutan dalam msyarakat modern, karena lembaga-lembaga pendidikan adalah dapur masa depan suatu masyarakat dan bangsa. Lembaga pendidikan menjadi arena perebutan pengaruh dari kelompok-kelompok msyarakat untuk kepentingan kelompoknya.
Terwujudnya buku ini, akan sedikit banyak memberikan konstribusi untuk membangun kerangka berfikir melalui pemahaman bahwa pendidikan, masyarakat, dan kebudayaan merupakan suatu tripati tunggal di mana kebudayaan sebagai dasarnya, masyarakat menyediakan sarana, dan pendidikan merupakan kegiatan untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang mengikat kehidupan bersama dalam masyarakat. Maka frame yang terbangun, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan masyarakat sebagai pemilik kebudayaan itu.
Selanjutnya, Tilaar melihat bahwa kebudayaan nasional Indonesia haruslah menjadi dasar pendidikan nasional kita. Karena pendidikan hanya bisa hidup dalam realitas kehidupan masyarakat yang berbhinneka. Sehingga pendidikan di Indonesia, mampu mewujudkan sebuah masyarakat yang madani. Masyarakat madani yang memiliki nilai-nilai universal. Hal ini menuntun masyarakat Indonesia yang berbhineka memerlukan proses belajar dengan prioritas nilai-nilai tertentu seperti toleransi yang tinggi, rasa kebangsaan yang sehat, ketaatan hukum, serta tanggung jawab sosial.
Lahirnya buku ini merupakan langkah Tilaar untuk turut memberikan sumbangsih pemikiran untuk membangun masyarakat madani Indonesia. Beliau mengungkapkan bahwa pembentukan masayarakat madani Indonesia, selain meminta usaha-usaha dalam diri, juga menuai beragam tantangan ekteren dalam era globalisasi. Maka menurutnya, pendidikan nasional harusnya didasarkan pada paradigma-paradigma baru yang bertolak dari pengembangan manusia Indonesia yang merdeka, yaitu berintelektual tinggi, berakhlah mahmudah, dan mempunyai tingkat spiritual yang bagus.
Buku yang terdiri sembilan bab ini disajikan secara sistematis oleh Tilaar. Pembahasan mengenai era reformasi dan alasan redormasi pendidikan nasional mengawali coretan pada buku ini. Hal ini dimaksudkan untuk membuka pola pikir pembaca agar mampu memahami dan memberi analisa pada pembahasan selanjutnya. Pada bab-bab awal, dipaparkan penjelasan tentang hakikat pendidikan dengan berbagai pendekatan dan hakikat kebudayaan dari berbagai rumusan yang didapatka melalui pemikiran para tokoh. Bagian ini menjadi kunci dan landasan-landasan untuk merancang kerangka teori untuk dapat membaca dengan benar dialektika antara pendidikan dengan kebudayaan yang disajikan pada bab dibawahnya.
Di antaranya, pertama, pendidikan dalam kebudayaan yang dikembangkan untuk menelaah transmisi kebudayaan, kepribadian dan pendidikan dalam proses kebudayaan. Kedua, Kebudayaan dalam pendidikan yang secara kontekstual mencoba memberikan analisa terhadap konsep taman siswa yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara serta beberapa pandangan kontemporer yang berorientasi pada pendidikan budi pekerti. Ketiga, pendidikan kebudayaan yang memaparkan tentang sistem modalitas dan kelembagaan pendidikan, keterkaitan antara kebudayaan nasional dan proses pendidikan, perumusan wujud dan tujuan kebudayaan nasional, pengembangan bahasa nasional maupun daerah, dan daya cipta dan perkembangan kebudayaan. Keempat, kebudayaan pendidikan yang meneropong persoalan beberapa budaya praksis pendidikan di Indonesia, budaya administrasi dan manajemen pendidikan nasional, serta administrasi dan amanajemen pendidikan yang bertumpu pada sekolah.
Pada bagian terakhir dari buku ini, Tilaar memberikan konsep bagaimana manusia itu dikatakan berpendidikan dan berbudaya yang disesuaikan dengan kondisi sosio-kultur yang ada di Indonesia. Lalu, proses pengembangan manusia seutuhnya dan perumusan tujuan pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada pembangunan masyarakat madani Indonesia.
Tentu, sebagai karya tokoh pendidikan dan kebudayaan, buku ini banyak mempunyai kelebihan, di antaranya, pembahasan yang disajikan secara sistemtis dan bersifat induktif, didukung dengan pembahasan secara kontekstual, dilengkapi dengan undang-undang pengajaran nasional, konsep pendidikan profesional, dan piagam madinah sebagai referensi pendukung, serta orientasi yang jelas. Oleh karnanya buku ini relevan bagi para mahasiswa, dosen, dan praktisi yang bergelut dengan dunia pendidikan, terlebih sangat dianjurkan bagi para akadimisi yang mempunyai perhatian dalam pengembangan pendidikan berbasis kebudayaan dalam upaya pembentukan masyarakat madani.

1 komentar: