RESENSI BUKU
Identitas Buku
Judul Buku : Pendidikan,
Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia
Penulis :
Prof. Dr. H. A . R . Tilaar, M.Sc. Ed.
Penerbit : PT Remaja
Rosdakarya
Cetakan : Pertama,
Agustus 1999
Kedua, Mei 2000
Ketiga, Oktober 2002
Kota Terbit : Bandung
ISBN : 979-514-861-3
Halaman : 251 Lembar
Tebal Buku : 1,5 cm
Peresensi : Mu’allim Syukri Khamid
NIM : 09410168
Sebelum
saya menguraikan lebih lanjut mengenai buku ini, dirasa perlu untuk memberikan
suatu pemjelasan supaya kemudian pembaca
lebih mudah untuk memahami apa yang terkandung di dalam buku Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia, seperti yang pengarang buku
memberikan pengantar kepada pembaca yang tentunya penulis juga ingin mengulas
kembali apa saja yang di utarakan oleh pengarang buku.dalam hal ini pengarang
buku Prof. Dr. H. A . R . Tilaar, M.Sc. Ed.,ia membagi menjadi empat bagian
untuk bisa lebih mudah memahami dari intisari buku yang ia tulis.
Yang
Pertama;
pada bagian ini penulis buku mencoba menggambarkan tentang situasi pendidikan serta
budaya islam Di Indonesia. Dalam bagian ini ia menyajikan dan memaparkan suatu
analisa terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan
yang di hadapi umat Islam. Penulis buku ini menggunakan beberapa analisa atau
pendekatan-pendekatan diantaranya yaitu pendekatan reduksionisme dan pendekatan
holistik integrative.
Yang Kedua; pada bagian ini penulis buku mencoba
untuk membahas mengenai pandangan islam terhadap seni dan budaya maupun seni
dan budaya memandang terhadap islam. Koentjaraningrat
merumuskan kebudayaan sebagai “keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang
harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu.”
Yang Ketiga; dalam
bagian ini penulis buku berupaya menjelaskan tentang Islam dalam kaitannya dengan moralitas dan
modernitas. Ia mencoba mencari bagaimana posisi Islam yang berhadapan dengan
pergeseran nilai-nilai moral yang terjadi di dunia barat, yang kemudian di
rasakan oleh kita yang dari dunia timur.Pengaran mengemukakan pendapatnya juga
mengenai hal tersebut yang ia bahasakan bahwa doktrin Islam tentang moral tidak
memerlukan redefinisi dalam menghadapi arus moralitas baru yang terjadi di
barat. Di bagian ini juga beliau mencoba untuk mencari pembuktian persoalan
pendirian kaum muslim dan wawasan Islam yang berhadapan dengan isu-isu sentral
mengenai modernisasi.
Yang
keempat
; mengawali dengan sketsa sejarah
bagaimana kebangkitan kebudayaan Islam ia mencoba menguraikan dari abad 8
hingga 13 M. Setelah menikmati masa-masa keemasan dan kejayaan selama lima
abad, umat Islam dan kebudayaannya runtuh yang kemudian penguasaan ilmu
pengetahuan di ambil alih oleh Barat. Kemudian beliau mencoba untuk memberikan
suatu pemahaman bahwasanya masih ada peluang untuk mengembalikan kembali
kejayaan Islam.
Kelebihan
Buku karangan M. Tilaar ini isinya cukup menarik dan cakupan
materinya cukup luas dan mendalam. Selain itu urut-urutan dalam penjabaran per
bab itu juga berurutan secara baik, tidak acak-acakan. Bahsa yang dipergunakan
juga baik dan benar sesuai EYD, kata-katanya mudah dipahami, tidak begitu
banyak kata-kata asing yang dipakai, sehingga pembaca itu tidak kesusahan dalam
memaknai uraian materi tersebut. Pengarang cukup kreatif dan inovatif juga
dalam memaparkan per bab dalam pokok pembahasan.
b)
Kekurangan
Kekurangan dari buku ini adalah, dalam penyampaian materi
yang akan dipaparkan itu alur periwayatannya belibet, terkesan ruwet, dan tidak
teratur. Misalnya saja tema yang sudah dibahas didepan tadi dibahas di akhir
lagi dengan masuk tema yang berbeda, sehingga kesannya itu membuat pembaca
bingung dalam mengartikannya dan menghayati dari maksud yang terkandung dalam
tulisan.
Dalam penjelasan di atas sudah baik, karena dalam buku tersebut juga membahas mengenai hakikat pendidikan dan kebudayaan di Indonesia serta pendidikan dan kebudayaan dalam Islam dan membahas pula mengenai sejarah kebangkitan kebudayaan Islam. Namun perlunya juga penjelasan mengenai hubungan keterkaitan antara pendidikan dan kebudayaan serta hubungannya dengan masyarakat madani di Indonesia, karena ketiga hal tersebut pada dasarnya sinergik dan saling berhubungan. Dan agar isi buku yang dijelaskan dapat sesuai dengan judul bukunya, sehingga nantinya pembaca lebih jelas lagi dalam mengambil inti sari dalam buku tersebut.
BalasHapusihda Husna Fajri (09410161)