Senin, 02 April 2012

Paradigma Kebudayaan Islam (Studi Kritis dan Refleksi Historis)


Mulatsih/ 09410169
Resensi
Judul               : Paradigma Kebudayaan islam (studi kritis dan refleksi historis)
Pengarang       : Dr. Faisal Ismail, MA
Tahun              : 1996
Penerbit           : Titian Ilahi
Kota Terbit      : Yogyakarta
Halaman          : 202 Halaman
Buku yang berjudul Paradigma Kebudayaan islam (studi kritis dan refleksi historis) ini dibagi menjadi beberapa bagian dalam pembahasannya. Antara lain memaparkan mengenai keadaan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Bagian ini memaparkan mengenai timbulnya krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dihadapi umat islam. Dimana perhatian umat islam terhadap kebudayaan masih sangat rendah (mengalami krisis), hal ini disebabkan oleh:
1.    Umat islam kurang respek terhadap masalah kebudayaan pada umumnya. Karena kurang memperhatikan kebudayaan islam, maka kebudayaan bangsa barat masuk di dalamnya. Sehingga terjadi salah tafsir, bahwasanya seluruh kebudayaan dari barat adalah modern dan baik. Tetapi, pada faktanya tidak demikian.
2.    Umat islam mengasosiakan bahwa islam hanya “ibadat”. Padahal, bidang garapan islam tidak hanya mesalah peribadatan  yang meliputi puasa, zakat dan sebagainya, tetapi garapan islam juga dalam bidang-bidang keduniaan. Bidang-bidang keduniaan tersebut mencakup seluruh segi kehdupan, yakni kehidupn dunia maupun akhirat. Keduanya tidak lepas dari ajaran islam, yang penting dan harus berjalan secara seimbang.
Permasalahan di atas harus segera dicari pemecahan masalahnya. Pertama kali yang dapat dilakukan adalah menghilangkan salah tafsir mengenai bidang garapan islam, yaitu meliputi seluruh segi kehidupan yakni dunia dan akhirat. Selain itu, dapat pula dilakukan pengkajian ulang terhadap strategi kebudayaan, mengkaji ulang sistem pendidikan secara menyeluruh.
Masih dalam upaya menyelesaikan persoalan diatas, Baswedan berpendapat bahwa pengembangan museum budaya harus diiringi dan ditunjang dengan gerakan kebudayaan. Begitu pula dengan Abul a’la al maududi yang menyerukan kepada seluruh dunia islam untuk menghidupkan kembali kebudayaan dan peradaban islam. Dalam merencanakan arah dan masa depan kebudayaan diperlukan strategi kebudayaan yang memungkinkan terciptanya amal-amal kultural dan karya-karya budaya. Strategi tersebut harus mampu menggerakkan daya kreatif dan daya potensial minat dalam kebangkitan islam.
Berikutnya, dalam buku ini juga terdapat pembahasan mengenai subordinasi agama terhadap kesenian dan sebaliknya. Disebutkan beberapa akibat negatif mengenai subordinasi agama terhadap keseian dan sebaliknya, sebagai berikut;
a.       Muncul ketegangan antara nilai-nilai agama termasuk hukum-hukumnya yang keras dengan nilai-nilai kesenian yang longgar.
b.      Penggunaan kesenian untuk tujuan praktek agama akan membatasi ruang gerak kesenian.
c.       Kebebasan mencipta terganggu oleh ingatan tentang norma-norma.
d.      Pernyataan-pernyataan dalam kesenian sering mengacaukan ajaran-ajaran agama.
e.       Hasil kesenian kadang-kadang disucikan sebagai bentuk ibadah.
Selain akibat negatif yang telang disebutkan diatas, juga terdapat pengaruh positif di dalam hubungan tersebut yakni, adanya dasar yang kuat untuk memperkembangkan kesenian karena betapa pun kesenian harus selalu mengandung nilai-nilai. Selain itu, akibat positif lainnya adalah nampaknya sosok kebesaran agama yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dari hubungan keduanya, dapat disimpulkan bahwa kesenian seharusnya mampu dikaitkan dengan agama agar tidak terlalu liberal.
Mengenai kesenian islam, Kuntowijoyo berpendapat bahwasanya situasi kesenian islam dan prospeknya mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan karena umat islam kurang menaruh respek terhadap masalah-masalah kesenian sebagai akibat dari produk pandangan sebagian ulama di masa penjajahan bahwa yang meniru segala yang berbau adat istoadat kaum penjajah adalah haram. Keyakinan tersebut harus diubah bahwa seni budaya tidak dapat dilepaskan dari ajaran agama, yang wajib dikembangkan sesuai dengan jiiwa dan nilai agama dan tanpa perlu melucuti prinsip-prinsip agama itu sendiri.
Akibat kurang respeknya umat islam terhadap kebudayaan ataupun kesenian islam, menyebabkan anak muda lebih bangga pada kebudayaan barat seperti melihat BF, lagu-lagu erotis, dan kebudayaan barat lainnya sehingga melupakan kebudayan islam. hal ini disebabkan karena kesenian islam itu berjalan tradisional, tidak menarik dan itu-itu saja. Penyebab lainnya karena seni budaya umat islam kurang kreatif dan inovatif, ketinggalan dalam bobot maaupun kualitas. Dari permasalahan tersebut, dapat disimpulkan mengenai tugas umat islam terutama seniman dan budayawan untuk menciptakan kreasi, inovasi dan varian baru seni budaya islam modern yang memenuhi standar kualitas estetika.
Kemudian, dibahas pula mengenai kebangkitan kebudayan islam. Dimana setelah menikmati masa-masa keemasannya, umat islam mengalami keruntuhan pada kebudayaannya, lalu kebudayaan beralih ke tangan barat.
Buku ini menarik untuk dibaca, karena di dalamnya terdapat pendapat dari beberapa tokoh seperti WS Rendra, Kuntowijoyo dan tokoh lainnya yang berpendapat tentang budaya dan yang terkait dengannya. Di mana pendapat yang terdapat dalam buku ini merupakan pendapat yang disampaikan para tokoh ketika mengisi di suatu acara, sehingga menarik untuk disimak. Di dalam buku “paradigma Kebudayaan Islam” ini juga dibahas mengenai penyebab anak remaja lebih menyukai kebudayaan Barat dibandingkan kebudayaan islam, hal ini dapat menjadi instropeksi serta pembelajaran untuk kita bersama. Kemudian kekurangan dari buku ini adalah dari segi bahasa yang digunakan. Dimana menggunakan bahasa yang cukup tinggi dan agak sulit dipahami terutama pada bab-bab tertentu.

3 komentar:

  1. Bukan karena tidak care dengan kebudayaanya sendiri...melainkan upaya guru dan pihak terkait untuk mengenalkan dan sekaligus menumbuhkan inat kecintaan dan bangga akan kebudayaanya yang kurang maksimal...........

    BalasHapus
    Balasan
    1. disamping upaya dari pihak luar, yakni upaya dari guru serta pihak-pihak terkait diperlukan pula kemauan serta dorongan dari pribadi untuk care pada kebudayaan sendiri. jika seorang remaja sudah terlanjur akrab dan mncintai budaya barat,maka individu tersebut akan sulit untuk meninggalkan kebudayaan barat. akibatnya menjadi tidak peduli dengan kebudayaan sendiri.

      Hapus
  2. Mengenai kemacetan seni Islam yang salah satunya disebabkan karena umat islam kurang menaruh respek terhadap masalah-masalah kesenian sebagai akibat dari produk pandangan sebagian ulama di masa penjajahan bahwa yang meniru segala yang berbau adat istiadat kaum penjajah adalah haram, harus segera diubah dengan reinterpretasi terhadap pandangan tadi. Mengapa kita tidak mengambil/meniru budaya mereka jika itu memang bermanfaat untuk kita? kita bisa melakukan seleksi, mengambil yang baik dan meninggalkan yang buruk. Toh dulu Nabi Muhammad pernah meerima saran Salman Al Farisy untuk membuat parit saat perang Khandaq (Metode ini adalah salah satu metode pertahanan ala Persi/metode Majusi), tetapi Nabi tetap mau melakukannya.
    Novita Rahmawati
    09410183

    BalasHapus