Senin, 09 April 2012

Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi


Nama  : Ihda Husna Fajri
NIM    : 09410161
RESENSI BUKU

Judul Buku      : Kritik Seni, Wacana Apresiasi dan Kreasi
Pengarang       : Dr. Nooryan Bahari, M.Sn.
Penerbit          : Pustaka Pelajar Yogyakarta
Tahun Terbit    : 2008
Tebal Buku      : viii + 198 halaman             
Isi Buku          :         
            Dalam buku ini berisi tujuh bab yang membahas lebih dalam mengenai kritik seni dalam kebudayaan dan kesenian, serta dijelaskan pula mengenai corak dan gaya seni dalam aliran Barat dan aliran Indonesia, serta menjelaskan pula mengenai apresiasi dan evaluasi dalam karya seni.
            Bab I dalam buku ini berisi pendahuluan yang membahas mengenai pengertian kritik seni yaitu medeskripsikan, menganalisis, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menilai karya seni.  Tujuan dari kritik seni adalah memahami karya seni, dan ingin menemukan suatu cara untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu karya seni dihasilkan, serta memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan secara nyata dapat menyatakan baik dan buruknya sebuah karya. Adapun fungsi dari kritik seni yaitu sebagai jembatan dan mediator antara pencipta dengan penikmat karya seni, serta antara karya seni dengan penikmatnya. Unsur kritik seni yaitu berupa deskripsi (gambaran), analisis formal (menganalisis objek), interpretasi (menafsirkan), dan penilaian. Sedangkan aspek yang dikritik adalah gaya perorangan, tema, kreatifitas, dan teknik mewujudkan karya.
            Pada bab II membahas mengenai mengenai kebudayaan dan kesenian. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan, kepercayaan dan nilai yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kebudayaan adanya proses pencampuran kebudayaan (akulturasi). Salah satu akibat dari proses pencampuran dua budaya adalah hibriditas yang secara paksaan dan tanpa paksaan. Selain itu, dalam kebudayaan juga terjadi perubahan kebudayaan yang bersifat statis disebut sebagai struktur sosial dan yang bersifat dinamis disebut interaksi sosial. Adapun kesenian merupakan unsur pengikat yang mempersatukan pedoman-pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh, dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai. Wujud dari kesenian dapat dibagi menjadi lima macam yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, dan seni sastra.
            Dalam bab III menjelaskan mengenai seni yang merupakan suatu keterampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar atau pengamatan-pengamatan. Dalam karya seni rupa media yang digunakan adalah rupa atau unsur-unsur visual yang dapat dilihat seperti garis, bentuk, ruang, warna. Penggolongan jenis seni rupa yaitu seni murni yang meliputi seni lukis, seni gambar, seni patung dan seni grafis, seni terap/ desain yang meliputi desain interior, desain arsitektur, desain tekstil, desain grafis dan desain produk industri, dan yang terakhir adalah seni kria yang merupakan karya seni rupa asli Indonesia yang unik dan eksotis.
            Selanjutnya pada bab IV berisi pengetahuan dasar kesenirupaan yang diperlukan dalam kritik seni adalah pengetahuan mengenai medium seni meliputi isi dan tema karya seni, bahan, peralatan, dan teknik yang diperlukan dalam membuat karya seni. Dalam penyusunan karya seni ada enam asas yang perlu diperhatikan agar karya seni mempunyai bentuk yang estetis yaitu antara lain asas kesatuan, asas tema, asas variasi menurut tema, asas keseimbangan, asas perkembangan, dan asas tata jenjang. Adapun elemen-elemen dalam seni rupa yaitu meliputi garis, bidang, warna, tekstur/ batik, ruang dan volume, cahaya dan bayang-bayang, serta sosok gumpal.
            Pada bab V dijelaskan mengenai corak dan gaya seni dalam aliran barat dan aliran Indonesia. Adapun yang termasuk corak dan gaya seni dalam aliran barat adalah:
a.    Gaya Barok hadir akibat reformasi agama Katolik di Italia pada awal abad ke-17. Menghadirkan kembali fusi baru seni arsitektur, lukisan, dan patung.
b.      Gaya Racoco ditandai oleh keringanan, kerapian, rahmat dan suatu penggunaan yang berlebihan dari membengkok, format yang alami dalam barang-barang perhiasan.
c.   Naturalisme dilukiskan segala sesuatu sesuai dengan keadaan alam (nature) dan penglihatan mata kita.
d.      Realisme cenderung melukiskan kenyataan pahit dari kehidupan manusia.
e.   Romantisme adalah gaya yang menitikberatkan pada curahan perasaan, reaksi emosional terhadap fenomena alam, dan penolakan terhadap realisme.
f.       Impressionisme adalah karya seni lukis yang ingin mengungkapkan kesan.
g.      Postimpresionisme adalah karya seni lukis yang menangkap kesan sesaat terhadap subyek karya.
h.      Ekspresionisme yaitu karya seni yang lebih mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas.
i.        Fauvisme adalah karya seni yang berasal dari latar belakang percobaan dan inspirasi berbeda.
j.     Suprematisme adaah gerakan yang mendukung abstrak murni yang didasarkan pada elemen-elemen sederhana dari lingkaran, segi empat, segi tiga dan salib.
k.      Kubisme adalah seni rupa yang mempunyai wujud bersegi-segi dan kesan monumental, terutama seni patung.
l.       Futurisme adalah karya seni yang berorientasi ke masa depan, yang cenderung menghubungkan seni dengan kecepatan mesin dan waktu yang memposisikan pengamat di tengah-tengah gambar.
m.    Dadaisme merupakan isyarat yang nihilistis.
n.      Surelisme adalah karya seni yang membebaskan diri dari kontrol kesadaran.
o.      Abstraksionisme adalah seniman yang berusaha menggali suatu kenyataan yang ada dalam batin para seniman.
p.      Konstruktifisme adalah karya seni yang mengalami pergerakan dan perkembangan.
q.  Minimalisme adalah paham kesenian yang memunculkan unsur-unsur bentuk seni secara minimal dalam karyanya.
r.        Op Art adalah karya seni yang nonobjektif dan nonfiguratif.
s.   Pop Art adalah gaya seni yang cenderung mengekspresikan spirit dunia pada zamannya (tahun 1960-an).
Adapun seni rupa Indonesia cenderung beranggapan bahwa seni rupa Indonesia modern lahir bersamaan dengan munculnya PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) pada tahun 1937. Dan dalam era globalisasi perlunya ciri khas budaya bagi tiap daerah dan pascamodernisme semangat penggalian identitas nasional merebak kembali dengan pemecahan yang berbeda.
            Pada bab selanjutnya membahas mengenai apresiasi seni yang merupakan suatu proses sadar yang dilakukan seseorang dalam menghadapi dan memahami karya seni. Mengapresiasi adalah sebuah proses untuk menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam  karya seni. Dalam evaluasi seni ada beberapa metode untuk menanggapi karya seni antara ain yaitu dengan metode induktif, deduktif, empati, dan interaktif. Adapun persoalan dalam menanggapi karya seni yaitu ada tiga pokok persoalan meliputi benda seni (karya seni), pencipta seni (seniman), dan penikmat seni (publik seni).
            Pada bab terakhir yaitu membahas mengenai kriteria dan tipe kritik seni. Adapun ktriteria dalam kritik seni yaitu antara lain membentuk penilaian, seniman dan konteks jamannya, seniman dan sasaran yang ingin dicapai, seniman dan pengaruh maestro, imitasi dan kehilangan nilai, jebakan dan harapan, dan tatacara penilaian. Dan tipe-tipe kritik seni yaitu meliputi kritik jurnalistik, kritik pedagogik, kritik ilmiah dan kritik populer.
Adapun kelebihan dari buku ini yaitu:
a.       Pembaca lebih mudah memahami isi pembahasan dalam buku ini karena setiap bab terdapat rangkumannya, sehingga mempermudah pembaca dalam mengambil inti sari dari setiap bab.
b.      Dengan membaca buku ini, pembaca dapat belajar menilai dan mengkritik suatu karya seni orang lain sesuai kriteria dan tipe dari kritik seni serta menggunakan metode yang sesuai untuk menanggapi suatu karya seni.
Adapun kekurangan dari buku ini yaitu:
a.     Bahasa yang digunakan dalam buku ini menggunakan bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asing, sehingga pembaca yang masih awam dengan bahasa asing dapat kesulitan untuk memahaminya.
b.   Buku ini menggunakan istilah bahasa asing, sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam dalam membaca buku ini karena di dalamnya membahas mengenai perbedaan corak dan gaya seni bangsa Barat dan bangsa Indonesia.

1 komentar:

  1. Tujuan dari kritik seni adalah pemahaman karya seni, dan bagaimana kita dapat menemukan suatu cara untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu karya seni yang akan dihasilakan, serta kita dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan secara nyata dapar menyatakan baik dan buruknya sebuah karya.
    Terimakasih.
    Salistia Muniroh (09410185)

    BalasHapus