Nama : SALISTIA
MUNIROH
NIM : 09410185
Judul buku : KRITIK SENI
WACANA APRESIASI DAN KREASI
Pengarang : Dr. NOORYAN BAHARI,M.sn
Tebal buku : 198
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun terbit : 2008
Kritik seni dalam bahasa Indonesia sering disebut juga dengan
istilah ulas seni, kupas seni, bahas seni atai bincang seni. Hal itu disebabkan
istilah kritik bagi sebagian orang sering berkonotasi negatif yang berarti
kecaman, celaan, gugatan, hujatan, dll ( Kamus Purwadarminta ).
Kritik adalah orang yang menyampaikan pendapatnya dengan alasan
tertentu terhadap berbagai hal, terutama mengenai nilai, kebenaran, kebajikan,
kecantikan, atau tekniknya. Selanjutnya dinyatakan, bahwa arti kritik adalah
orang yang melibatkan diri secara profesional dalam menganalisis, mengevaluasi
atau memberi penghargaan terhadap karya seni atas capaian artistiknya.
Terrakhir dinyatakan, bahwa kritik adalah seorang yang memeberikan penialaian
dengan cerdik dan tajam. Tindakan mengkritik dalam kehidupan sehari – hari pada
umumnya tidak mendukung atau menguntungkan bagi yang dikritik, suatu pengamatan
yang kritis atau teguran.
Adapun tujuan dan fungsi kritik seni adalah memahami karya seni,
dan ingin menemukan suatu cara untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu
karya seni dihasilkan, serta memahami apa yang ingin disampaikan oleh
pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar – benar meksimal. Dan secara nyata
dapat menyatakan baik dan buruknya sebuah karya, akhir tujuan dari kritik seni
adalah supaya orang yang melihat karya seni memperoleh informasi dan pemahaman
yang berkaitan dengan mutu suatu karya seni, dan menumbuhkan apresiasi serta
tanggapa terhadap karya seni. Kritik seni berfungsi sebagai jembatan atau
mediator antara pencipta dengan penikmat
karya seni, serta antara karya seni itu sendiri dengan penikmatnya. Fungsi yang
demikian sangat penting dan strategis, karena tidak semua penikmat karya seni
dapat mengetahui dengan pasti apa yang ingin disampaikan dan dikomunikasikan
oleh pencipta karya seni dengan wujud karya yang dihadirkan.
Dalam melaksanakan kritik seni secara verbal maupun tulisan,
biasanya terdapat unsur – unsur deskripsi analisis formal interpretasi, dan
evaluasi atau penialain terhadap mutu yang dihasilkan dalam karya seni yang
dikritik. Sistematika penggunaan unsur – unsur kritik seni tersebut dapat
dilakukan secara berurutan atau secara acak, tergantung pada tujuan kritik seni
tersebut dimaksudkan. Sebuah karya seni dibuat atau diciptakan bukan sekedar
untuk ditampilkan, dilihat dan didengar saja, tetapi harus penuh dengan
gagasan, abstraksi, pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta
pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan penciptanya.
Memahami tentang kebudayaan yang merupakan keseluruhan pola tingkah
laku dan pola bertingkah laku, baik explisit maupun implisit, yang diperoleh
dan diturunkan melalui simbol, yang akhrirnya mampu membentuk sesuatu yang khas
dari kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda materi. Pengertian
kebudayaan sangat bervariasi, dan setiap batasan arti yang diberikan tergantung
pada sudtu pandang masing – masing orang berdasarkan pola pemikirannya. Istilah
seni dalam pengertian sekarang berbeda dengan istilah seni di masa sebelum
perang dunia II. Istilah tersebut dipakai dalam pengertian sahari – hari dan
umumnya yang artinya kecil atau halus, menurut I.G Bg. Sugriwa, kata seni
diduga berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kurang lebih sebagai
penyembahan, pelayanan, dan pemberian.
Dasar kesenirupaan yang diperlukan dalam kritik seni adalah pengetahuan
mengenai medium seni dala, pengertian luas yang meliputi isi dan tema karya
seni, dan dalam pengertian terbatas mencakup bahan baku yang digunakan
mengungkap isi dengan kelebihan dan kekurangan bahan tersebut dalam
mengungkapkannya. Corak dan gaya seni sangat diperlukan dalam kritik seni
seperti pengetahuan mengenai aliran – aliran seni dalam pengertian luas yang
meliputi kecenderungan – kecenderungan isi dan tema karya seni yang ada di
dunia, dalam pengertian terbatas mencakup kecenderungan aliran – aliran seni
yang ada di Indonesia.
Memahami tentang kriteria dan tipe kritik yang mencakup menegakkan
penilaian karena setiap periode kelahiran karya seni mempunyai standar atau
kriterianya sendiri – sendiri. Standar kesenian masa lalu tidak dapat diterapkan
untuk masa kini, demikian pula sebaliknya. Karya harus dikaji dan ditelaah
dalam konteks zamannya, ukuran penilaian karya, pertama – tama pada objek karya
itu sendiri. Pada saat kita menghadapi sebuah karya seni yang akan dinilai,
usahakan melepas segala ajaran penialain dan estetika yang pernah kita terima
atau pelajari, menyisihkan segala prasangka dan pikiran sebersih mungkin.
Marliya Solihah
BalasHapus09410065
Dalam menilai dan mengkaji sebuah karya menurut saya tidaklah harus melepas segala ajaran penilaian dan estetika yang telah kita miliki dan kita pelajari sebelumnya. Justru dengan berbekal pengetahuan tentang nilai dan estetika kita akan bisa lebih menkritisi sebuah karya seni, apakah makna yang terkandung dari karya tersebut, berdasarkan dengan etika atau tidak (terlebih kita sebagai orang islam yang mana dalam berseni tidak boleh lepas dari etika-etika dalam ajaran islam). Sehingga dengan begitu kita dapat memfiter kemudian mengembangkan karya-karya tersebut.
Ulfa zuhrotunnisa
BalasHapus09410033
Dalam ajaran Islam, suatu seni yang diapresiasikan dan dikresikan harus mematuhi pada rambu2 nilai ajaran Islam. Memberikan kritik pada suatu karya seni pun alangkah baiknya juga mengetahui dasar2 seni Islam. Berkaitan dengan hal tersebut dan berkenaan dengan buku yang saudara review, alangkah lebih baik jika terdapat focus pembahasan terdapat kritik terhadap apresiasi dan kresi seni yang dimaksudkan.
nama:nika harjanti
BalasHapusnim:09410173
kritik terhadap karnya seni memang sangat penting, karena kita tahu tidak semua karnya seni memenuhi kriteria karya seni seperti estetika, etika, religius, sosial dan lain sebagainya. terkadang para seniman kurng mampu mengekspresikan karya seninya sebagai karya seni yang bernilai tinggi. setiap orang memang diberi kebebasan untuk berkarya tetapi apabila karya seninya sudah melanggar norma-norma dan kode etik maka karya tersebut perlu dikritik tidak peduli walaupun seniman tersebut sudah terkenal dan handal.
pengkritik karya seni pun bukan orang yang sembarangan, dia haruslah orang yang benar-benar memahami nilai kesenian, mengetahui prinsip-prinsip karya seni dan batasan-batasan dalam berkarya seni.
islam sangat mengagumi karya seni seperti seni kaligrafi, seni musik, arsitekstur, tari dan lain sebagainya. islam juga memebebaskan umatnya untuk berkarya seni selama tidal keluar atau lepas dari nilai-nilai agama islam.dan tidak mengabaikan spek-aspek moral dan spiritual.