Minggu, 15 April 2012

PARADIGMA KEBUDAYAAN ISLAM (Studi Kritis dan Refleksi Historis)

Nama : Akhmad Syukur Pamungkas
Nim : 09410147

RESENSI BUKU
Judul Buku : PARADIGMA KEBUDAYAAN ISLAM (Studi Kritis dan Refleksi Historis)
Penulis : Dr. Faisal Ismail,M.A
Penerbit : Titian Ilahi Press
Kota terbit : Yoyakarta
Tahun terbit : 1996
Jumlah halaman : 283 halaman
PROLOG
Pertama kali saya membaca Bab awal dari buku ini saya langsung tertarik untuk meresensi buku ini.Disamping bahasanya yang lugas,buku ini juga menegaskan kembali pengertian serta hubungan antara budaya dan Islam secara kritis berdasarkarkan refleksi historis.Untuk itu saya sepakat dan kiranya tidak berlebihan jika buku ini berjudul :Pardigma Kebudayaan Islam (Studi kritis dan Refleksi Historis).Setelah membaca biografi serta CV beliau,kepada Bapak Dr. Faisal Ismail yang terhormat kiranya juga tidak berlebihan untuk kita apresiasi karena pemikiran-pemikirannya.Menurut saya beliau telah berhasil mendialogkan mengenai perdebatan pertanyaan apakah agama bagian dari kebudayaan.Di sini Bapak Dr. Faisal Ismail berhasil menjelaskan hubungannya antara agama dan kebudayaan serta unsur-unsurnya tanpa mereduksi pengertian, makna serta “esensi” dari Islam itu sendiri.Meskipun itu bersifat subjektif, tapi sepenuhnya saya menghormati dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang mungkin kurang sependapat,karena itu adalah hak seseorang untuk bebas menentukan pilihan.
PEMBAHASAN
Buku ini terdiri dari 5 bagian,dimana masing-masing bagian terdapat penjelasannya sendiri-sendiri.Mengenai Bagian pertama,buku ini mengkaji tentang konsep dasar serta hubungannya antara Agama dan Kebudayaan,berikut pembahasan selanjutnya:
Bagian 1
Dalam bagian ini dijelaskan secara detail mengenai bagaimana konsep dasar dan hubungannya antara agama dan kebudayaan.Secara khusus di dalamnya menjelaskan tentang kaitannya apakah agama merupakan bagian dari kebudayaan.Pertama bagian ini menjelaskan apa pengertian agama dan apa pengertian budaya.Dari berbagai definisi bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan agama adalah yang diyakini manusia yang kemudian menjadi sistem kepercayaan.Dalam hal ini juga dibedakan antara agama wahyu (revealed-religion) dan agama alam (non-revealed reigion).Yang dimaksud agama wahyu adalah agama yang diwahyukan oleh Tuhan melalui seorang Nabi atau Rosul.Contoh dari agama wahyu adalah seperti agama Islam,Yahudi dan Kristen.Sementara yang dimaksud agama alam adalah agama yang lahir atas hasil karya ciptaan manusia,seperti agama Hindu Budha atau lahir bukan di Timur Tengah.Dalam buku juga disebutkan bahwa agama wahyu adalah bukan bagian dari kebudayaan karena berasal dari Tuhan atau bersifat ilahiyah,sementara agama bukan wahyu/agama alam merupakan bagian dari kebudayaan karena real hasil ciptaan manusia.Tentunya klasifikasi demikian tidak terlepas dari alasan-alasan,nah untuk mengetahui secara detail alasan-alasannya pembaca bisa membaca sendiri klasifikasi agama wahyu dan bukan wahyu dalam buku ini.Sementara pengertian budaya adalah hasil cipta karya manusia.Jadi meskipun sudah membaur dalam agama,masih bisa dibedakan mana yang masuk unsur agama dan mana yang masuk unsure budaya Disebutkan bahwa agama merupakan bagian kebudayaan khususnya mengenai sistem-sistem upacara keagamaan,seperti misalnya penggunaan terbang atau rebana ketika sholawatan karena terbang dan rebana (alat musiknya) merupakan hasil karya manusia.Sementara sholawatnya yang dianjurkan di dalam Al-Qur’an itu bukanlah budaya,melainkan agama karena sholawat itu adalah wahyu atau perintah Tuhan. Jadi perlu dibedakan dimana letak ketika agama merupakan bagian dari kebudayan dan dimana letak ketika agama bukan merupakan bagian dari kebudayaan.
Bagian 2
Bagian kedua dari buku ini menyoroti secara umum tentang sosok dan situasi pendidikan dan kebudayaan Islam di Indonesia.Pertama WS Rendra menyoroti tentang bagaimana potret umat Islam di Indonesia.Kemudian dari sorotan itu mengkerucut kedalam Fanatisme Mazhab,yaitu Politik “Devide et Impera” sebagai krisis. Setelah itu kmudian dilanjutkan Apresiasi Ummat terhadap Kebudayaan Islam, khususnya Nol besar.Kemudian dilajutkan pada bab selanjutnya yaitu penyajian dan pemaparan tentang analisis terhadap timbulnya krisis-krisis di bidang pendidikan dan kebudayaan yang dihadapi umat Islam.Disini Penyair dan WS. Rendra mengemukakan tesisnya bahwa salah satu krisis yang cukup memprihatinkan di kalangan ummat Islam Indonesia adalah bahwa kebanyakan umat Muslim kurang peka terhadap ilmu pengetahuan. Akibatnya keadaan ini bermuara pada kenyataan bahwa prosentase intelektual Muslim di Indonesia tak sebanding dengan jumlah ummat Islam. Situasi seperti ini menurutnya sangat memerlukan pemecahan. Salah satu yang perlu dilakukan adalah melakukan kajian ulang terhadap strategi kebudayaan,mengkaji ulang sistem pendidikan ( tatanan dan proses belajar) secara menyeluruh dan komprehensif sejak pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi.
Bagian 3
Pada bagian ini penekanan kajiannya adalah pada bagaimana posisi agama dan kesenian.Diantaranya adalah subordinasi kesenian kepada agama serta sebaliknya.Dari subordinasi itu kemudian didialogkan guna mencari penyelesaian antara sisi negative serta sisi positif.Selanjutnya adalah penjelasan tentang posisi kesenian Islam kontemporer khususnya masalah tantangan kesenian sekuler baratserta kesenian Islam sebagai sebuah Diagnosis.Dari pembahasan keduanya kemudian menuju kea rah Inovasi Kesenian Islam yang kemdian memi’rajkan kreatvitas.Dan yang terakhir dari bagian ini adalah penjelasan tentang Seniman,Imajinasi dan Tuhan. Spesifikasinya adalah tentang bagaimana seharusnya seniman Muslim memandang,menghayati,mendekati dan menafsirkan Tuhan.Secara khusus disini kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan seperti Dapatkah Tuhan atau Malaikat diimajinasikan menurut daya khayal penggambaran sang seniman??Ternyata disini penulis sendiri sedang merefleksikan pengalaman bergaulnya dengan seorang seniman.
Bagian 4
Dalam bagian ini disinggung masalah hubungan serta perkembangannya antara Islam dan Gemerlapnya Dunia Mode.Gemerlapnya Dunia yang dimaksud adalah seperti halnya mode pakaian pria,mode pakaian wanita,gaya tiru-meniru,fashion show bahkan hingga kontes kecantikan.Lantas bagaimana dengan pandangan Islam tentang mode-mode itu.Disebutkan bahwasepanjang pengetahuan penulis buku,dalam Islam tidak ditemukan ajaran tentang “cara” mendesain pakaian.Jadi masalah mode termasuk urusan duniawi karena di dalamnya tidak ada ketetapan serta ketentuan secara pasti bagaimana cara mendesain pakaian.Jadi intinya bahwa selama mode-mode itu tidak melanggar syariat Islam jelaslah mode apapun itu diperbolehkan.Hal ini juga diperkuat dalam hadis sebagaimana yang dikutip penulis bahwa Rosulullah SAW pernah bersabda:
“Jika ada urusan agamamu (yang tidak kamu ketahui) tanyakanlah kapaku,jika ada urusan duniawi,maka kamu lebih mengetahuinya”.
Bagian 5
Bagian ini secara khusus menjelaskan tentang Sejarah Kebudayaan pada masa Islam di Andalusia,Spanyol.Di dalamnya juga dijelaskan perkembangan Islam dari masa ke masa oleh setiap generasi penerus dinasti kerajaan.Tidak juga ketinggalan,dalam bagian ini juga dijelaskan perkembangan kebudayaan yang pernai dicapai.Diantara kebudayaan yang pernah dicapai adalah seperti bidang pendidikan yang meliputi Estetika,ilmu pengetahuan dan kesusasteraan.Selanjutnya dipertengahan bagian ini juga dijelaskan tentang bagaimana sumbangan Islam terhadap Kebangkitan Kebudayaan Barat.Tidak bisa dipungkiri bahwa proses perkembangan dan kebangkitan Barat lahir karena pembudayaan dan pembelajaran atas kemajuan Islam.Tidak terkecuali dibagian akhir dari bagian ini juga dijelaskan tentang Islam dan Situasi Budaya global dewasa in.Spesifikasi yang dijelaskan adalah tentang kecemasan akan adanya industrialism serta penawaran Islam sebagai alternative peradaban atas kelamnya Dunia Barat yang terlalu mengagungkan Duniawi atau materi dan memiskinkan jiwa.Disini juga disebutkan bagaimana Masa Depan kebudayaan Islam secara khusus tentang dinamika gerakan kebudayaan Islam
Kelebihan:
Kalau dipandang dari perspektif saya,buku ini termasuk buku yang layak dan sangat dianjurkan untuk dibaca.Tidak berlebihan kiranya bila saya katakana seharusnya buku ini termasuk kalangan buku bestseller,meskipun mungkin dipasaran tidak atau belum masuk kategori itu.Menurut saya selain bahasaanya yang muda dipahami,buku ini juga memuat pemikiran yang cemerlang,khususnya terkait penegasan serta reposisi yang objektif mengenai hubungan antara agama dan budaya.Juga perlu diapresiasi karena buku ini juga telah menjelaskan secara tegas tentang bagaimana kita harus bersikap seiring dengan berkembangnya dinamika kebudayaa.Tidak kalah penting buku ini juga menggariskan tentang bagaimana seharusnya strategi Pendidikan Islam diterapkan dalam setiap dinamika perkembangan kebudayaan Islam,sehingga harapannya pendidikan islam akan terus dan selalu dalam koridornya,bukan malah lapuk termakan zaman.
Kekurangan:
Mengenai kekurangan,mungkin tidak bisa secara eksplisit saya sampaikan disini, mengingat menurut saya buku ini banyak kelebihannya daripada kekurangannya.Mungkin sedikit yang bisa saya sampiakan adalah kurangnya penekanan pada kebudayaan-kebudayaan asal Indonesia secara umum terkait dengan Islam atau bisa dikatakan alangkah baiknya disispkan tentang Islam Budaya Lokal.
Masukan:
Pertama, mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya resensi saya tidak atau jauh dari harapan temen-temen, terkhusus bagi Bu Nur Saidah, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kedua saya ucapkan Terima Kasih kepada temen-temen baik yang membaca ataupun yang tidak atas perhatiannya. Selamat membaca dan mengkritik. Selanjutnya bagi yang mau memberi komentar silahkan..tapi saya kira LEBIH SANTUN LEBIH BAIK...sekali lagi mohon maaf atas kekurangannya dan Terima kasih atas perhatiannya.


4 komentar:

  1. Moh Mizan Habibi (09410153)
    menarik...buku ini menjadi salah satu referensi bagi pengembangan studi keislaman di Indonesia. dengan multikulturalisme yang dimilki, Indonesia harus dipahami secara plural. studi kritis kiranya mampu menjadi satu bagian untuk membaca dan memahami kebhinekaan kultural yang ada di Indonesia, terlebih Isalam sebagai rohmatal lil 'alamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. hubungan antara agama dan kebudayaan. ya . . bahasan ini sangat menarik untuk dibahas. yang mana bahasan ini menjadi salah satu topik yang dibahas didalam buku yang diresensi diatas.
      kalau berbicara tentang hubunga antara agama dan kebudayaan tentu akan muncul dalam benak kita, apakah agama yang mengikuti kebudayaan atau malah kebudayaan yang mengikuti agama?
      yang pasti menurut saya baik agama maupun kebudayaan adalah sperti dua sisi mata uang yang berbeda namun tak bisa dipisahkan

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Subordinasi kesenian kepada agama serta sebaliknya akan memberikan sisi positif maupun negatif. Hal yang dapat dilakukan adlah kesenian hendaknya harus dikaitkan dengan agama untuk meminimalisir keliberalan dari seni. Tapi diperlukan managemen yang mumpuni untuk dapat mengatasi segi-segi negatif dari seni ini dengan menggunakan agama sebagai alat proteksinya/alat kontrol, pedoman.
    Novita Rahmawati
    09410183

    BalasHapus