Jumat, 13 April 2012

paradigma kebudayaan islam


Nama  : Ria Nurhayati
NIM    : 09410160

PARADIGMA KEBUDAYAAN ISLAM
Studi Kritis Dan Refleksi Historis
Dr. Faisal Ismail, MA

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh budi manusia. Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud yaitu sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya; sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan berpola manusia dalam masyarakat serta sebagai benda- benda hasil karya manusia.  Agama berarti peraturan yang mengatur keadaan manusia maupun mengenai sesuatu yang gaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama. Banyak pendapat yang membicarakan tentang hubungan kedduanya, yaitu kebudayaan dan agama.
Pendapat pertama adalah agama merupakan bagian dari kebudayaan dengan dasar bahwa setiap komponen kepercayaan merupakan ciptaan dan hasil karya manusia. Kedua adalah agama yang bukan wahyu merupakan bagian dari kebudayaan, yang dimaksud agama bukan wahyu di sini adalah agama yang bersift alamiyah, yang dciptakan manusia seperti Kong Hu Cu, Budha, Zoroaster dll. Ketiga adalah agama samawi bukan merupakan bagian dari kebudayaan , agama samawi adalah agama yang diturunkan Allah kepada nabi dan rasulNya. Keempat adalah agama dan kebuyaan islam merupakan bagian dari din islam, pendapat ini di cetuskan dan dipopulerkan oleh Sidi Gazalba .
Banyak kritikan yang diberikan pada pendapat yang keempat bahwa agama dan kebudayaan islam merupakan dari bagian dari din islam. Pendapat ini dikritik karena dimungkinkan akan menimbulkan salah penafsiran. Bagian yang mendapatkan kritikan antara lain adalah pendapat yang menyatakan bahwa kebudayaan islam merpakan bagian dari din islam, agama dan kebudayaan membentuk din, syariat dan kebudayaan, kebudayaan islam merupakan lanjutan agama, ijtihad dan sekularisasi, habluminallah habluminannas serta adanya sekularisasi dan sekularisme.
Gambaran kebudayaan islam di indonesia dapat dilihat dari beberapa pendapat berikut ini, (1) W.S Rendra yang berpendapat bahwa umat islam tidak hadir secara rasional dalam  kehidupan masyarakat, umat islam seakan- akan bukan merupakan sahabat kemanusiaan lagi dan umat islam cenderung menjadi masyarakat tertutup. (2) Adanya fanatisme mahzab, yang seharusnya dapat menjadi wadah dalam kebebasan berfikir namun malah seakan – akan tertutup dan menjunjung tinggi kebenaran atas nama suatu mahzab. (3) Tidak adanya apresiasi umat pada kebudayaan islam, malah justru mengapresiasi kebudayaan barat. (4) Adanya penafsiran bahwa islam adalah mencakup peribadatan saja, sedangkan sebenarnya islam mencakup seluruh aspek kehidupan dunia maupun akherat.
Dalam mengatur dan merencanakan kebudayaan di masa yang akan datang, manusia memerlukan strategi kebudayaan dan strategi kebudayaan itu sendiri harus bermakna pembaharuan pendidikan islam. Melalui perguruan tinggi, pembaruan pendidikan agama dapat terlaksana dan diharapkan mampu menangkap makna gejala pembaruan tersebut serta mampu  menghadapi tantangan kemajuan yang semkin cepat mempengaruhi kehidupan masyarakat bahkan dapat menimbulkan pergeseran nilai dan norma. Pendidikan yang relevan dengan pembaruan dan pembangunan akan menghasilkan individu yang mandiri, bekerja keras, disiplin, terbuka dan mampu mengmbil keputusan yang tepat.
Pesantren yang dikenal sebagai lembaga pendidikan islam tradisional, saat ini dituntut untuk mengadakan modernisasi. Modernisasi dalam hal ini mencakup hard ware maupun soft ware, mulai dari pembangunan gedung hingga pada pembenahan kurikulum. Peran kyai dalam pesantren yaitu selain sebagai pembimbing dalam pembelajaran, namun juga sebagai mediator yang mampu menjembatani dalam proses transformasi nilai- nilai cultural yang berkembang dalam masyarakat. Pesantren diharapkan mampu menjadi motivator dan dinamisator dalam pembentukan intelektual muslim sebagai tanda adanya kebangkitan cendekiawan muslim. Selain itu, mempelajari perkembangan kebudayaan bangsa- bangsa lain di dunia merupakan salah satu jalan dalam menemukan kebenaran- kebenaran atau fakta- fakta yang dapat digunakan untuk memacu perkembangan kebudayaan maupun pendidikan islsm itu sendiri.
  Adanya subordinasi antara agama dan kesenian tentunya akan menimbulkan dampak negative maupun dampak positif, dan yang paling penting adalah bagaimana mengatasi dampak negative yang ditimbulkan dari subordinasi kesenian dan budaya tersebut perlu diatur dengan baik. Saat- saat ini, apresiasi terhadap kesenian islam dinilai tidak maksimal. hal ini terjadi karena salah satunya adalah adanya sekulerisme kesenian barat yang masuk dalam masyarakat. Untuk menyikapinya maka umat islam harus mampu mengkreatifkn ajaran agamanya secara maksimal dalam seluruh gerak kesenian dan kebudayaan islam modern tanpa menghilangkan prinsip- prinsip keislaman. Selain itu diperlukan juga adanya dialog dari berbagai pihak dalam upaya mengembangkan dan menumbuhkn kesenian islam yang ideal.
Bagi sebagian seniman, agama menjadi penghambat dalam mereka berkreatif, mereka menuntuk kebebasan dalam upaya menciptaakan karyanya. Tapi kebebasan disini adalah kebebasan yang terbatas, kebebasan yang menentrankan karena kebebasan yang tikdak terbatas malah kadang membawa kepada keburukan. Ungkapan seniman yang merupakan hasil imajinasi seniman tidak semuanya bias diterima begittu saja, karena imajinasi merupakan hasil khayal manusia yang kadang di bawah sadar, ungkapan itu kadang hanya berupa bombastisitas bukan merupakan kreatifitas. Para seniman mempunyai pendapat dan cra yang berbeda- beda dalam menafsirkan Tuhan dan cara berhubungan dengan Tuhan.
Adanya perkembangan mode di dunia fashion yang berkembang di dunia Barat ternyata menimbulkan penyakit mental epidemic dimana masyarakat meniru tanpa melakukan pertimbangan dan pemikiran terlebih dulu. Fungsi pakaian sudah kehilangan makna aslinya karena telah dieksploitasi dengan adanya unsure- unsure komersial, seperti diadakannya kontes kecantikan dan fashion show.  Islam tidak menolak adanya perkembangn mode, namun yang harus diperhatikan dalam mode pakaaian islam adalah harus menutup aurat. Tidak harus sama dengan Arab atau Pakistan, yang paling penting adalah menutup aurat.
Sekumpulan anak muda mudi yang mengembangkan sub kultur baru dan moralitas baru yang terlihat dari gaya hidup, tingkah laku dan berbagai pandangan di sekitarnya. Mereka ini tentunya sangat haus akan nilai- nilai spiritual dalam hidupnya krena sudah disibukkan dengan berbagai kemkmuran fisik, bahkan kadang adanya kekerasan dan keterpecahan social mereka menjadi seperti itu. Jiwa muda yang ada pada diri mereka sebenarnya mengalami problema spiritual , mereka menyebut Tuhan tetapi tidak mengetahui makna Tuhan.
Paham yang disebut permissive society adalah paham yang mengabaikan, meninggalkan dan melepaskan norma agama, nilai moral dan ketuhanan. Paham ini sangat bertenyngan dengan fungsi agama yaitu sebagai pedoman hidup manusia. Agama ada sebagai dasar moral dan kebaikan. Dalam islam selalu diserukan untuk berbuat baik dan mencegah kemunkaran. Permissive society dan permissive culture tidak menghiraukan suatu perbuatan itu baik atau buruk, mk secara tegas, islam menolak adanya Permissive society dan permissive culture.
Moralitas dipakai sebagai tolak ukur menilai perilku seseorang, sedangkan etika digunakan sebagai dasar melakukan penilaian tersebut. Sistem moral ada dua yaitu sistem moral yang berdasarkan kpercayaan kepada Tuhan dan Akhrerat serta sistem moral yang tidak mempercayai adanya Tuhan dan timbul dari sumber sekuler. Etika mempunyai beberapa aliran yaitu paham hedonism yang berpendapat bahwa baik buruk sesuatu tergantung pada kenikmatan yang dicapai. Kedua adalah aliran intuisi yang berpendapat bahwa baik buruk ditentukan oleh naluri dalam dirinya. Ketiga adalah evolusi yang berpendapat bahwa untuk mencapai kehidupan yang diinginkan maka diperlukan perjuangan. Keempat adalah aliran adat kebiasaan yang memandang baik buruk suatu perbuatan berdasarkan adat istiadat yang dimiliki suatu kelompok masyarakat. Kelima adalah alira utilitarianisme yaitu aliran yang berkeyakinan bahwa baik buruk suatu perbuatan itu ditentukan dari manfataat yang ditimbulkan dari perbuatan itu sendiri. Keenam adalah aliran naturalisme yang berpendapat bahwa kebahagiaan akan diperoleh dengan cata menuruti panggilan fitrah manusia. Selanjtnya adalah aliran vitalisme yaitu baik buruk adalah vetalitas, kekuatan atau daya hidup. Yang terakhir adalah aliran teologi yaitu baik buruk itu dinilai dari sesuai atau tidak dengan ketentuan yang telah ada dalam kitab suci.
Kebudayaan islam mengalami pertumbuhan yang sangat besar pada masa Abbasiyah. Kekhlifahan Abbasiyah sangat memperhatikan perkembngan ilmu pengetahuan , sastra dan berbagai bidang kehidupan hingga mencpai puncaknya. Sumbangan kebudayaan islam sangat besar dalam perkembangan kebudayaan di dunia. Banyak sekali ilmuwan- ilmuwan dunia yang berasal dari dunia islam antara lain, Al Kindi, Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Ibnu Rusy dan Ibnu Khaldun. Dalam upaya mengembagkan kebudayaan islam masa depan, maka umat islam seharusnya meningkatkan energy, vitalitas dan etos kerja dalam rangka memperkya budaya dalam segala aspek kehidupanuntuk memberi makna bagi kehidupan manusia dan kemanusiaan.

1 komentar:

  1. nama:nika harjanti
    nim: 0941073

    saya sangat setuju dengan mbak ria.
    sudah saatnya umat islam bangkit, dengan memperkaya keilmuaan dan kebudayaan. kejayaan budaya pada masa lalu janganlah terus diagung-agungkan karena itu sudah masa lalu. yang perlu kita teladani adalah spirit, ketekunan, kerjakeras dan pantang menyerah dari tokoh-tokoh islam jaman dahulu. umat islam terpuruk karena dulu ia merasa puas dengan keberhasilan yang mereka capai. umat islam harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, karena jaman terus berubah dan apabila umat islam terus stagnan tanpa ada perubahan maka umat islam akan jauh tertinggal. mari kita bersama-sama mengembalikan kejanyaan islam, demi kebaikan dan moralitas umat manusia yang akan datang.

    BalasHapus