Sabtu, 14 April 2012

Paradigma kebudayaan Islam

Nama   : Nika Harjanti
NIM    : 09410173
Prodi   : PAI D

Judul buku      : Paradigma kebudayaan Islam
Pengarang       : Faisal Ismail
Penerbit           : titian ilahi Press
Kota terbit       : Yogyakarta
Tebal buku      : 202 halaman
Resensi
Buku Paradigma Kebudayaan Islam karya Faisal Ismail terdiri dari empat bagian yaitu:
1.      Islam dan kebudayaan di Indonesia
Umat islam tidak hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat. Peran umat islam dalam tata kehidupan masyarakat sangat kecil sekali fungsinya tidak sesuai dengan kuantitas dan mayoritas jumlah pemeluknya. Umat islam telah mundur dalam bidang seni budaya dan science. Padahal dulu orang islam telah mampu membuka pikiran orang barat akan seni, budaya, science, dan filsafat. Hal itu terjadi dengan munculnya gerakan renaissance di eropa. Umat islam cenderung menjadi masyarakiat tertutup. Anggapan umat islam bahwa umat islam adalah umat yang paling besar sehingga jika ada kritik dan gagasan yang datang dari luar islam, maka umat islam gampang tersinggung yang mengakibatkan umat islam kurang komunikasi. Tiga hal tersebut merupakan hal yang harus di intropeksi oleh umat islam agar umat islam dapat meletakkan dirinya pada proporsi dan posisi sebenarnya sehingga umat islam bisa hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat.
Fanatisme mazhab yang eksefit telah meruncingkan pertentangan antar pengikut mazhab meskipun pada dasarnya pertentangan demikian tentunya tidak dikehendaki para mujtahid pendiri mazhab. Dalam bentuk dan penampilan nya yang eksetif  secara sadar atau tidak mereka telah terkungkung dalam sikap tertutup dengan memegangi klaim-klaim kebenaran atas nuansa mazhabnya sendiri secara eksklusif.
Aspek lain yang menjadi penyebab krisis kebudayaaan di Indonesia adalah adanya anggapan umat islam yang keliru mengasosiasikan islam hanya sebagai “ibadah” saja. Padahal bidang garapan islam meliputi seluruh segi kehidupan baik kehidupan keduniaan dan kehidupan akhirat. Membangun kehidupan duniawi adalah membangun kebudayaan dan memperrsiapkan kehidupan akhirat adalah membina peribadatan.
Pendidikan dan kebudayaan dapat dipandang sebagai refleksi kehidupan intelektual dan kultural umat dalam perjalanan misi sejarah yang disandangnya. Dari corak pendidikanlah dapat diamati kualitas intelektual dan kultural umat islam di masa depan. Bertoalh dari pemikiran ini pembaharuan pendidikan islam merupakan suatu keharusan guna membentuk pilar-pilar kebudayaan masa depan yang kukuh kuat menopang bangunan islam dan umatnya. Pembaharuan pendiidkan islam harus berlaku dari pendidikan islam tingkat dasar, menengah, dan tingkat tinggi dalam suatu bangunan sistem pendidikan yang terpadu, sehingga terlihat adanya kontinuitas pelaksanaan jenjang-jenjang pendidikan yang dicita-citakan.
 Pendidikan islam sudah saatnya merumuskan kembali strategi pendidikan dengan menyusun pembaharuan sistem pendidikan islam dalam rangka mencerdaskan kehidupan umat, mempertajam daya pikir, mengasah keterampilan intektual, meningkatkan keseluruhan moral, sehingga dihasilkan pemikir-pemikir islam yang berbobot dan bermutu, yang diharapkan mampu menggerakkan dan mengamalkan amal-amal kebudayaan sebagai misi suci sejarah umat di masa depan.  
2.      Keberimanan dan kebersenian
Subordinasi Kesenian kepada Agama menimbulkan akibat-akibat yang menyangkut kedua simbol itu. Terhadap kesenian, akibat negatifnya ialah:
a.       Terikatnya bentuk dan isi kesenian kepada agama yang berpretensi abadi.
b.      Timbul ketegangan antara nilai-nilai agama termasuk hukuman-hukumnya yang keras dengan nilai-nilai kesenian yang longgar.
c.       Penggunaan kesenian untuk tujuan praktek agama akan membatasi ruang gerak kesenian.
d.      Kebebasan mencipta terganggu oleh ingatan tentang norma-norma.
Adapun segi positifnya adalah adanya dasar yang kuat untuk memperkembangkan kesenian karena betapa pun kesenian harus selalu mengandung nilai-nilai.
Terhadap agama, kesenian mempunyai pengaruh negatif pula diantaranya ialah:
a.       Pertanyaan-pertanyaan dalam kesenian sering mengacaukan ajaran-ajaran agama, misalnya kekacauan semantik.
b.      Hasil kesenian kadang-kadang disucikan sebagai bentuk ibadah.
c.       Akidah-akidah agama sering ditaklukkan oleh perkembangan kesenian.
Sedangkan segi positifnya adalah nampaknya sosok kebesaran agama yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Kemacetan kesenian di indonesia tidak diragukan lagi. Disebabkan karena umat islam belum banyak mempunyai kesempatan yang begitu leluasa untuk mengembangkan potensi keseniannya. Dan umat islam kurang menaruh respek terhadap masalah-masalah kesenian.
Seni budaya tidak dapat dilepaskan dari ajaran agama, yang wajib dikembangkan sesuai dengan jiwa dan nilai agama tanpa perlu melucuti prinsip-prinsip agama itu sendiri. Usaha-usaha untuk merekonstruksi bagi penumbuhan dan pengembangan kesenian islam yang ideal memerlukan beberapa persyaratan. Untuk itu kutowijoyo memberikan rekomendasi, yakn:
a.       Subordinasi kesenian kepada agama harus diartikan sebagai tanggungjawab pribadi seniman kepada Allah.
b.      Kualitas primer kesenian sebagai pernyataan pribadi harus mendapat tempat diatas kualitas-kualitas sekunder lain.
c.       Otonomi yang luas sehingga kehidupan kesenian mempunyai cara berkembang sendiri.
d.      Kesenian islam diartikan sebagai kesenian individual bukan kesenian kolektif.
e.       Aspek kreatif dari agama lebih dipentingkan dari pada aspek normatifnya.
f.       Kesenian islam harus bernilai universal bukan semata-mata kesenian suatu kelompok tertentu. Islam adalah rahmat bagi alam.
g.      Dalammasyarakat terbuka kemungkinan untuk salaing berhubungan dan saling pengaruh harus diterima sebagai hal yang wajar. Islam menuju masyarakat terbuka buka masyarakat tertutup.
h.      Pendalaman ajaran-ajaran islam oleh seniman-seniman melalui pertemuan dan tukar fikiran dengan para ulama.
Memang tidak bisa disangkal secara teologis ajaran islam dan majuanya science dan teknologi sama sekali tidak terancam. Karena islam sangat menghargai akal pikiran. Kultur barat dengan segala jenis teknologinya telah banyak melanda dan menyusup kedaerah-daerah islam yang sering begitu saja diterima oleh anak muda. Generasi muda islam sebagian telah menyebrang kekebudayaan barat tanpa awas akan akses-akses negatif yang akan menimpanya. Ini semua bukan kesalahan mereka oleh karena itu keadaan ini perlu didiagnosis, baru dilakukan therapi terhadap gejala tersebut.
Hal tersebut kemungkinan terjadi karena, pertama kesenian umat islam berjalan dan hidup secara tradisional, itu-itu juga, mandeg sehingga kurang menarik minat dan selera dikalangan angkatan muda. Kedua, seni budaya umat islam kurang kreatif-inovatif dan variatif, ketinggalan dlam bobot dan kualitas.Sudah waktunya bagi umat islam terutama seniman dan budayawannya menciptakan kreasi, inovasi dan varian baru seni budaya islam modern yang memenuhi standar kualitas estetika.
3.      Islam Moralitas dan Modernitas
Di negara-negara Barat terutama di Amerika serikat telah muncul “ Teen Age Tyranny” yang merupakan suatu gerakan kultur dan cara hidup dari sekelompok anak muda yang prilakunya sangat menonjol, mendominasi pergaulan umum. mereka mengembangkan sub-kultur baru dan moralitas baru yang terlihat nyata dalam bentuk-bentuk dan cara-cara hidup, pernyataan, tingkah laku dan berbagai pandangan yang timbul disekitarnya, juga terhadap problem-problem spiritual mereka sendiri. Kultur dan moralitas baru yang mereka kembangkan itu sangat berbeda dengan kultur, corak moralitas dan bentuk kehidupan sebelumnya.
Sebenarnya kelompok Teen Age Tyranny itu sangat haus dan merindukan nilai-nilai spiritual. Tetapi masyarakat bahkan orangtua mereka sendiri tidak memberikan apa yang mereka rindukan itu. Terhanyut oleh kesibukan arus kehidupan dunia modern, orang tua mereka tidak peduli terhadap anak-anaknya karena telah merasa berbuat dan memberikan segala kemewahan yang dikira dapat “memuaskan”.
Ideologi-ideologi besar sekarang yang mendominasi dunia (kapitalisme atau liberalisme dan komunisme / sosialisme) sudah tak mampu menjawab masalah-masalah dunia. Dan manusia ditantang kearah penghayatan kehidupan spiritual (keagamaan) yang lebih tinggi. yang tentu saja tidak semata-mata ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah dunia yang berupa kemiskinan material tetapi juga harus ditujukan untuk memecahkan dan menanggulangi kemiskinan spiritual manusia.
Moralitas islam berseumber pada wahyu Allah yang mutlak dan absolut kebenarannya, seperti yang dikutip dari Mahmudi ciri-ciri moral islam adalah:
a.       Dengan melatakkan keridlaan Allah sebagai tujuan hidup manusia, dan menjadikan wahyu sebagai sumber utama pengetahuan.
b.      Nilai-nilai moral yang baik yang umum dikenal oleh orang.
c.       Sistem hidup yang didasarkan atas segala sesuatu yang baik dan bebas dari segala yang buruk (jahat).
4.      Islam dan Kebudayaan Global
Kebudayaan islam mulai berkembang setelah abad pertama hijri. Yang meliputi kebangkitan pengetahuan dan kultur islam. sumbangan islam terhadap bangsa Eropa dibagi menjadi dua segi . pertama, umat islam telah menyelamatkan warisan kebudayaan klasik yunani. Kedua, umat islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani.
Kebangkitan kembali budaya islam memang memungkinkan untuk hadir dan tampil kembali. Seperti yang diperkirakan oleh Soedjatmoko dikaitkan dengan pengamatan sastrawan inggris Shaw mengatakan bahwa agama di masa depan bagi orang-orang yang berpendidikan, berilmu, berbudaya dan berkebudayaan adalah islam.
Alisjahbada, dengan melihat potensi kebesaran umat islam di Indonesia mengatakan: kalau kita lihat dan bandingkan berbagai-bagai kebudayaan  ekspresif, yaitu kebudayaan yang dikuasai oleh intuisi, perasaan dan fantasi agama dan seni, mungkin kebudayaan islam yang dianut sebagian besar dari rakyat indonesia dan yang kuat nilai agama maupun nilai ilmu dan ekonominya, eolah-olah teruntuk serta mencari jawab soal-soal manusia abad ke 20. Untuk melakukan hal itu , ahli fikir islam mesti kembali merumuskan keseimbangan antara agama dan ilmu, antara kekudusan rahasia hidup dan alam semesta dengan kenyataan dunia empirik yang dapat dikaji oleh pikiran. Jika ini dapat dilakukan tidak mustahil dalam zaman ini umat islam dapat memimpin seluruh dunia dalam menghadapi masa yang akan datang.

3 komentar:

  1. Anisa Khabibatus S
    09410178
    kEBudayaan islam merupakan gabungan antara ajaran islam dan budaya lokal dimana islam itu berada. sedah menjadi suatu kemutlakan apabila antara budaya islam dengan budaya lokal berakulturasi.
    kebudayaan islam tidak hanya budaya yang tumbuh di negeri kelahiran islam yaitu Arab, namun budaa islam ialah semua budaya baik masyarakat islam di Arab ataupun di daerah lain yang didalamnya terdapat nilai-nilai islam.

    BalasHapus
  2. Nama: Septi Nurfadilah
    NIM: 09410108
    Islam dan Kebudayaan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, karena keduanya saling berhubungan dan berkaitan. Ini dikarenakan, Islam dijarkan dan diamalkan, biasanya disesuaikan dengan kebudayaaan yang ada dimana islam itu berada. Tidak bisa Islam dan Kebudayaan dimana islam diturunkan (Arab), kemudian harus diterapkan di Indonesia. Karena masyarakat indonesia mempunyai kebudayaan dan geografis yang berbeda dengan Arab. Islam akan menjadi maju dan kuat jika para pemeluknya mau menghargai kebudayaaan, dan para pemeluk islam itu sendiri tidak saling menyalahkan atas kebudayaan yang orang lain punya.

    BalasHapus
  3. Hubungan antara islam dan budaya adalah merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan merupakan suatu kesepakatan yang bersumber atau berasal dari manusia yang mana bisa menjadi suatu kebiasaan, sedangkan islam adalah suatu keyakinan.Dalam hal tersebut kebudayaan dari tahun ketahun semakin berkembang dengan adanya globalisasi,untuk itu kebudayaan islam disini harus bisa memfilter atau menyaring kebudayaan-kebudayaan yang datang dari barat..Yang sekiranya masih relevan dengan islam tidak mengapa jika mencontoh kebudayaan tersebut dan yang sekiranya tidak sesuai dengan syariat islam hendaknya ditinggalkan.

    Arika Kusumaningrum / 09410162

    BalasHapus